Pengoperasian
welding terdiri dari tahapan : persiapan plat plastik yang hendak dijoining serta pakan welding rodnya, welding (pengelasan),
weld finishing (tahap dressing/perapihan). Persiapan material :
pemilihan material antara welding rod dan plastiknya haruslah polymer plastik
yang setipe/ sama.
Penting untuk memastikan keduanya bersih dan kering. Bilamana tebal plat plastik kurang dari 6 mm, cukup dengan membuat sudut 60° V-chamfer satu sisi, bila tebal yang dipakai lebih dari 6 mm gunakan 60° double V-chamfer.
Bilamana weldingnya berbentuk ‘T’ tidak perlu di chamfer, meskipun begitu kedua permukaannya perlu diamplas. Setelah persiapan material, kedua permukaan yang akan diwelding didekatkan satu sama lainnya pada posisi seharusnya, selanjutnya di ‘tack’ menggunakan tacking nozzle dengan maksud agar kedua substrat yang hendak disatukan dapat ‘berpegangan’ , sesaat setelah substrat saling memegang, kedua materialpun dapat diwelding dengan menggunakan round nozzle ataupun high speed nozzle. Tack welding membantu mengurangi pemakaian clamps, jigs, atau tambahan bantuan tenaga manusia.
Penting untuk memastikan keduanya bersih dan kering. Bilamana tebal plat plastik kurang dari 6 mm, cukup dengan membuat sudut 60° V-chamfer satu sisi, bila tebal yang dipakai lebih dari 6 mm gunakan 60° double V-chamfer.
Bilamana weldingnya berbentuk ‘T’ tidak perlu di chamfer, meskipun begitu kedua permukaannya perlu diamplas. Setelah persiapan material, kedua permukaan yang akan diwelding didekatkan satu sama lainnya pada posisi seharusnya, selanjutnya di ‘tack’ menggunakan tacking nozzle dengan maksud agar kedua substrat yang hendak disatukan dapat ‘berpegangan’ , sesaat setelah substrat saling memegang, kedua materialpun dapat diwelding dengan menggunakan round nozzle ataupun high speed nozzle. Tack welding membantu mengurangi pemakaian clamps, jigs, atau tambahan bantuan tenaga manusia.
Heat Tacking Plastics |
Round nozzle welding (Low speed
welding)
Pada
welding plastik, material difusikan dengan cara kombinasi yang tepat antara
panas dan tekanan. Pada hot gas dengan menggunakan round nozzle welding, welding
rod diumpankan pada alur welding dengan tekanan tangan sementara pada saat yang
sama dengan tangan satunya lagi memegang welding torch menggerakkan dan
mengarahkan nozzle mengikuti alur welding (welding torch bergerak seperti
gerakan pendulum) sampai selesai.
Mulailah
dengan memegang welding torch dan berikan jarak welding tip dari material yang
akan diwelding antara 6-20 mm, panaskan area yang diwelding dan welding rod
sampai terlihat agak ‘shiny’ (terang/cerah) dan ‘tacky’ (menempel), pegang
welding rod pada sudut 90° untuk plastic PVC, (untuk plastik polyethylene,
polypropylene, fluorocarbon dll sebaiknya 45°) dari dasar material plastic.
Gerakan welding torch secara vertical keatas dan kebawah (kira-kira dua kali
gerakan atas-bawah per-detiknya) seperti gerakan pendulum dengan maksud supaya
panas menyebar merata antara rod dan material plastiknya. Pada saat yang sama
tekan rod ke material dengan tekanan ringan (kurang lebih 3lb – 1.5kg). Karena
welding rod mempunyai kepadatan yang lebih rendah dari material dasarnya maka
dipastikan welding rod akan lebih cepat panas dibanding material dasarnya,
untuk itu sebagai kompensasinya konsentrasikan 60% dari waktu gerakan kepada
material dasarnya. Kecepatan rata-rata welding antara 150-200 mm per menit.
Pada
pilihan dengan menggunakan metode ini, penting untuk menjaga agar tekanan dan
kecepatan pengumpanan pada welding rod
konstan mengikuti substratnya (terlalu kuatnya tekanan pada rod
berakibat pada meregangnya bead menyebabkan hasil welding yang kurang baik),
Terlalu panaspun akan mengakibatkan substrat gosong, meleleh, dan rusak. Untuk
itu setelan panas hot gun, kecepatan pengumpanan dan tekanan welding rod harus
dikombinasikan dengan tepat, untuk itu usahakan agar posisi kita senyaman
mungkin pada saat welding. Round nozzle hot gas welding umumnya dipakai ketika
kita sulit mendapatkan akses untuk me-welding, sebagai contoh welding pada
posisi di sudut.
Speed welding
Las
plastik kecepatan tinggi (speed welding) menggabungkan metode-metode dasar yang
digunakan dalam pengelasan kecepatan lambat (low speed welding). Perbedaan
utamanya terletak pada penggunaan ujung (tip
nozzle) kecepatan tinggi yang dirancang khusus yang memungkinkan tukang las untuk menghasilkan lasan yang lebih seragam
dan bekerja di tingkat yang lebih cepat.
Seperti
juga pada low
speed welding, panas yang konstan dan tekanan harus dipertahankan. Laju peningkatan
las di las kecepatan tinggi dimungkinkan melalui pemanasan baik dari batang las
(welding rod) dan bahan dasar (parent
material) sebelum
mencapai titik fusi.
Batang las
ini dipanaskan saat melewati tabung di ujung nozzle yang mirip kaki (toe).
Parent material dipanaskan oleh aliran gas panas
yang melewati lubang di ujung nozzle disebelah belakang toe. Toe nozzle memberikan tekanan pada
batang sekaligus menghilangkan kesulitan bagi operator untuk menerapkan tekanan yang konstan sebagaimana menggunakan
cara low speed welding. Bentuk
ujung nozzle seperti ini memungkinkan operasi pengelasan yang lebih cepat dan
seragam, kecepatan pengelasan rata-rata dengan nozzle ini sekitar 1000 mm per
menit.
Untuk
memulai las dengan metode ini, mula-mula pegang welding torch seperti memegang
belati, angkat di atas material parent sekitar 75 mm sehingga udara panas tidak
mengenai material parent terlebih dulu, selanjutnya masukkan batang las ke
tabung pemanasan awal, dan letakkan ujung runcing toe pada parent material pada
titik awal las, selanjutnya dorong batang las tegak lurus terhadap parent
material sampai berhenti pada titik awal las, angkat sedikit sehingga
memungkinkan batang las lewat di bawah toe dan berikan tekanan ringan pada
batang las dengan tangan kiri selanjutnya tarik perlahan welding torch.
Selanjutnya welding torch dibawa tarik ke sudut 45° dan batang las akan
mengumpan secara otomatis tanpa tambahan bantuan tekanan pada batang las. Welding
torch diarahkan bergerak sepanjang alur las yang telah disiapkan pada tahap
tacking welding sebelumnya.
Perhatikan hasil las selama pengelasan berlangsung secara visual. Sebagai contoh hasil las dengan tepi coklat atau hangus (seperti pada pvc) dapat disebabkan laju pengelasan terlalu lambat. Pada polyethylene maupun polypropylene terlalu lambatnya pengelasan ditandai dengan ‘bead’ welding rod yang terlalu mendatar dan garis welding yang transparan. Terputusnya garis las dapat disebabkan batang las terlalu panas; kurangnya tekanan ataupun laju welding terlalu cepat.
Perhatikan hasil las selama pengelasan berlangsung secara visual. Sebagai contoh hasil las dengan tepi coklat atau hangus (seperti pada pvc) dapat disebabkan laju pengelasan terlalu lambat. Pada polyethylene maupun polypropylene terlalu lambatnya pengelasan ditandai dengan ‘bead’ welding rod yang terlalu mendatar dan garis welding yang transparan. Terputusnya garis las dapat disebabkan batang las terlalu panas; kurangnya tekanan ataupun laju welding terlalu cepat.
Sudut
antara welder
dan parent
material akan menentukan tingkat
kecepatan pengelasan.
Karena lubang preheater di ujung sepatu mendahului
kecepatan. Maka
sudut antara
welder dengan material yang akan dilas
menentukan seberapa dekat
antara lubang
nozzle dengan material dasar dan
berapa besar
‘preheating’ yang sebelumnya terjadi. Inilah alasan mengapa welding torch pada
awal pengelasan dipegang pada sudut 90° dan selanjutnya 45°.
Ketika berlangsung inspeksi visual selama pengelasan yang mengindikasikan laju welding terlalu cepat, maka welding torch seharusnya dibawa pada posisi semula sudut 90° dengan maksud memperlambat laju pengelasan, selanjutnya sudut kembali disesuaikan untuk mendapatkan kecepatan pengelasan yang tepat..
Ketika berlangsung inspeksi visual selama pengelasan yang mengindikasikan laju welding terlalu cepat, maka welding torch seharusnya dibawa pada posisi semula sudut 90° dengan maksud memperlambat laju pengelasan, selanjutnya sudut kembali disesuaikan untuk mendapatkan kecepatan pengelasan yang tepat..
Yang
penting untuk selalu diperhatikan adalah sekali memulai pengelasan, kecepatan
welding harus dijaga konstan. Untuk menghentikan pengelasan sebelum batang las
diisi kembali bawa posisi torch kesudut 90° dan potong batang las dengan ujung
toe nozzle. Setelah itu batang rod yang
tertinggal dalam preheater tube harus segera disingkirkan. Batang rod tersisa
yang tidak segera dibuang dalam preheating tube akan menyebabkan gosong atau
meleleh didalam dan menyebabkan sumbatan pada pipa nozzle.
Laju
kecepatan las yang tepat pada ‘V’ join akan terlihat seperti ‘mahkota
bead’ yang rapi, halus, mengkilap (pada
tiap sisi) serta seragam. Untuk menjaga hasil yang baik, ujung nozzle seharusnya dibersihkan sewaktu-waktu dengan
wire brush untuk membuang sisa kotoran (lelehan) batang rod.
Berikut dapat kita saksikan melalui video youtube bagaimana proses pengerjaan welding plastics dengan menggunakan cara tacking nozzle, round nozzle, dan speed welding. Mesin hot gun welding yang digunakan LEISTER.
Berikut dapat kita saksikan melalui video youtube bagaimana proses pengerjaan welding plastics dengan menggunakan cara tacking nozzle, round nozzle, dan speed welding. Mesin hot gun welding yang digunakan LEISTER.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar