Polymer
Polymer adalah molekul besar hydrocarbon yang memiliki berat molekul
antara seribu sampai jutaan yang terbangun dari repetisi rantai carbon dengan
berat molekul yang lebih rendah. ‘Poly’ berarti banyak dan ‘mer’ berarti
bagian. Sebagai contoh polyethylen adalah
gabungan dari banyak molekul ethylene C
2H
4 atau H2C=CH2 sebagai penyusunnya.
2H
4 atau H2C=CH2 sebagai penyusunnya.
Proses penggabungan
menjadi molekul besar (rantai panjang) ini disebut polymerisasi.
Beberapa bentuk polimer berdasarkan jumlah rantai karbonnya :
1 ~ 4 Gas (LPG, LNG)
5 ~ 11 Cair (bensin)
9 ~ 16 Cairan dengan viskositas rendah
16 ~ 25 Cairan dengan viskositas tinggi (oli, gemuk)
25 ~ 30 Padat (parafin, lilin)
1000 ~ 3000 Plastik (polistiren, polietilen, dll)
Jadi lilin yang kita kenal adalah polimer seperti polyethylen (PE) namun memiliki rantai karbon yang pendek (25-30 monomer atom carbon) sehingga mudah patah dan meleleh.
Polymerisasi ethylen |
Polymer Morphology
Untuk memahami plastik dengan baik, seperti properties terutama yang berhubungan dengan temperatur,
bahkan sifat pengerjaan dan ketepatan pemanfaatan untuk applikasinya,
setidaknya kita harus mengetahui sedikit saja tentang morphology polimer plastik
ini.
Polymer morphology adalah pola pengaturan rantai molekul
polymer, ada dua tipe struktur utama yaitu plastik type struktur amorphous dan dan crystalline.
Struktur polimer amorphous (kiri) dan crystalline (kanan) |
Kita dapat membayangkan struktur rantai polimer pola acak amorphous seperti mie yang sudah direbus sedangkan struktur rantai polimer kristallin berbentuk teratur rapat adalah menyerupai mie kering
Struktur Amorphous |
Struktur Crystalline |
Amorphous
Struktur
acak
Memiliki
range temperature melting yang lebar
Susut
volume yang kecil
Memiliki
mekanikal properties yang relative rendah
Dapat
dibuat transparan/clear
Contoh :
PMMA (acrylic), PVC, ABS, PS, PC
Crystalline
Adanya
kehadiran struktur yang teratur (crystallites)
Memiliki
range temperature melting yang sempit
Susut
volume yang besar
Memiliki
mekanikal properties yang baik
Hanya
dapat dibuat translucent atau opaque
Contoh : Polyester,
Nylon, Polyethylen, PolypropyleneThermal Transitions Temperatures
pada Polymers
Thermal
transitions temperature adalah suhu dimana polymer berubah bentuk dari suatu
bentuk ke bentuk lainnya, contoh air (bukan polimer) akan menjadi padat pada
suhu dibawah 0 deg C, menjadi cair antara 0 – 100 deg C, dan berbentuk gas pada
suhu di atas 100 deg C.
Pada polymer ada dua bentuk tipe pada suhu transisi ini
Glass transition temperatures
Thermoplastics akan meleleh ketika suhu dinaikan melebihi titik lelehnya (melting point) dan menjadi lebih cair (liquid), tetapi ketika plastik yang mencair ini didinginkan secara bertahap, kekentalannya meningkat dan plastik cair ini berubah menjadi lebih menyerupai karet (rubbery) dan selanjutnya menjadi lebih keras (solid). Batas temperatur antara keadaan menyerupai karet ke keadaan solid (keras/ gelas) ini disebut sebagai “glass transition temperature”, atau disingkat Tg.
Glass transition temperatures
Thermoplastics akan meleleh ketika suhu dinaikan melebihi titik lelehnya (melting point) dan menjadi lebih cair (liquid), tetapi ketika plastik yang mencair ini didinginkan secara bertahap, kekentalannya meningkat dan plastik cair ini berubah menjadi lebih menyerupai karet (rubbery) dan selanjutnya menjadi lebih keras (solid). Batas temperatur antara keadaan menyerupai karet ke keadaan solid (keras/ gelas) ini disebut sebagai “glass transition temperature”, atau disingkat Tg.
Dengan mengetahui Tg, maka dapat dimungkinkan
untuk memperkirakan waktu tersisa yang dibutuhkan untuk mencetak plastic di
dalam casting molding dan mengeluarkan hasil cetakannya.
Melt transition temperature
Spesifikasi plastics moulding compound biasanya disertakan dalam setiap shipment dari material spesifikasi tersebut berguna untuk rekomendasi proses produksi kualitas cetakan dengan kecepatan time cycle yang mungkin dapat dicapai. Salah satu informasinya berkaitan dengan rekomendasi melt temperature. Melt temperature adalah suhu dimana material harus meninggalkan mesin molding (melalui nozzle) dan memasuki cetakan (mold)_melalui sprue bushing. Temperatur ini berbeda pada setiap material resin plastic yang dibuat.
Spesifikasi plastics moulding compound biasanya disertakan dalam setiap shipment dari material spesifikasi tersebut berguna untuk rekomendasi proses produksi kualitas cetakan dengan kecepatan time cycle yang mungkin dapat dicapai. Salah satu informasinya berkaitan dengan rekomendasi melt temperature. Melt temperature adalah suhu dimana material harus meninggalkan mesin molding (melalui nozzle) dan memasuki cetakan (mold)_melalui sprue bushing. Temperatur ini berbeda pada setiap material resin plastic yang dibuat.
(Lihat grafik gambar) biasanya plastik yang
tergolong amorf memiliki rentang melting temperature yang lebar, sementara plastic
jenis semikristalin memiliki rentang melting temperature yang sempit.
Selanjutnya kita dapat memanfaatkan
pengetahuan ini untuk memahami bagaimana seharusnya temperature yang diberikan untuk
setting perlakuan thermoforming plastic.
Thermoplastics Glass Transition Temperature dan Melting Temperature |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar