Polymer Melting Temperature

Polimer yang berbeda memiliki titik leleh (Tm : melting temperature) dan titik glass transisi temperature (Tg : glass temperature) yang berbeda. Banyak plastik yang dibentuk dengan pemanasan  sampai menjadi fleksibel /lembut/ rubbery menyerupai karet, dan kemudian dibentuk dengan cetakan, compression forming, vacuum forming, stamping, atau dengan cara lainnya. Sulit untuk melakukan hal ini secara manual, karena membutuhkan instrument yang dapat mengontrol suhu dan harus didapatkan suhu yang merata pada semua sisi bagian plastik.  


Jika plastik dipanaskan jauh di atas titik leleh, struktur polimer menjadi terdekomposisi ditunjukkan dengan warna gelap atau gosong.
Karena sifat plastik merupakan konduktor panas yang buruk dan juga memiliki tingkat higroskopisitas, sulit untuk mendapatkan seluruh sampel memiliki panas yang merata. Ketidakmerataan panas pada setiap sisi plastik akan menyebabkan adanya beda tegangan, hal ini bisa menimbulkan resiko retak, bila kita memaksakannya pada saat pembentukan/ forming. Untuk itu biasanya sebelum pembentukan, plastik harus dikondisikan sehingga memiliki tegangan yang sama pada semua sisinya, hal seperti ini disebut dengan proses annealing (akan dibahas pada posting lainnya).
Pengetahuan titik leleh plastik biasanya digunakan untuk proses manufacture plastik yang dibuat melalui bijih plastik yang dimasukkan ke dalam mesin extruder untuk dicetak dalam die cast molding. Sedangkan pengetahuan  Tg (temperature glass) biasanya akan dimanfaatkan untuk proses pembentukan plastik dari bentuk semifinished (lembaran plastik) ke dalam mesin oven untuk mengikuti bentuk molding baik secara vacuum forming maupun compression forming.

Berikut table jenis plastik dengan suhu titik lelehnya, ini hanya berlaku untuk virgin polimer (polimer murni tanpa tambahan additive dan filler), additive dan filler akan mempengaruhi kondisi titik lelehnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...