Falling Head Permeability Test

Uji permeabilitas falling head adalah salah satu metode yang digunakan untuk menentukan permeabilitas suatu sampel tanah. Uji ini dilakukan di laboratorium untuk mendapatkan perkiraan nilai permeabilitas suatu tanah, yang penting dalam studi hidrogeologi dan rekayasa geoteknik.

Dalam uji permeabilitas falling head, sebuah silinder berisi sampel tanah ditempatkan di dalam permeameter, yang merupakan alat yang memungkinkan air mengalir melalui sampel dengan kondisi yang terkontrol. Permeameter terdiri dari sebuah kolom dengan sampel tanah dan dua wadah air, satu di bagian atas dan satu di bagian bawah kolom. Tinggi air dalam wadah atas awalnya lebih tinggi daripada wadah bawah, menciptakan gradien tekanan yang mendorong aliran air melalui sampel tanah.

Selama uji permeabilitas falling head, air mengalir melalui sampel tanah, dan tinggi air dalam wadah atas secara bertahap menurun seiring waktu karena air mengalir melalui tanah. Dengan mengukur perubahan tinggi air seiring waktu, dan mengetahui dimensi sampel tanah dan permeameter, permeabilitas tanah dapat dihitung menggunakan Hukum Darcy, yang menghubungkan laju aliran, luas penampang, dan gradien hidrolik.


model alat uji falling head permeability
                 (dengan sampel campuran beton kasar terkompaksi  untuk konstruksi jalan serap air)

Prosedur umum dari uji permeabilitas falling head meliputi langkah-langkah berikut:

  1. Mempersiapkan sampel tanah yang telah dikompaksi atau diuji dengan ukuran dan kepadatan yang sesuai.
  2. Menempatkan sampel tanah di dalam permeameter dan memastikan tidak ada celah atau kebocoran di sekitar sampel.
  3. Mengisi wadah atas dengan air hingga level air lebih tinggi dari level air di wadah bawah.
  4. Merekam waktu saat level air mulai turun dan mengukur perubahan tinggi air secara berkala.
  5. Menghitung permeabilitas menggunakan persamaan Darcy's Law, dengan memperhatikan dimensi sampel dan permeameter.

Uji permeabilitas falling head cocok untuk tanah dengan permeabilitas rendah hingga sedang. Hasil dari uji ini memberikan informasi mengenai seberapa mudah air dapat mengalir melalui tanah tersebut, yang penting dalam perencanaan rekayasa sipil, manajemen air tanah, dan pengembangan sumber daya air.


Radial Fixed Bed Reactor RFB

radial fixed bed reactor made from acrylic
 (Lab Poltek Negeri Bandung)


Radial fixed bed reactor (RFB) adalah jenis reaktor kimia yang digunakan untuk melaksanakan reaksi katalitik heterogen. RFB terdiri dari sebuah wadah silinder yang diisi dengan partikel katalis padat dan reaktan mengalir secara radial dari pusat ke pinggiran bed.

Dalam radial fixed bed reactor, partikel katalis biasanya disusun dalam konfigurasi bed yang tetap. Reaktan, yang biasanya berupa gas atau cairan, dimasukkan ke tengah bed dan didistribusikan secara merata di seluruh penampang reaktor. Saat reaktan melewati bed katalis, terjadi reaksi kimia antara reaktan dan permukaan katalis. 

Konfigurasi aliran radial ini memiliki beberapa keunggulan :
Pertama, menyediakan area kontak yang luas antara reaktan dan katalis, memungkinkan pemanfaatan katalis yang efisien dan meningkatkan laju reaksi. 
Kedua, aliran radial membantu menjaga profil suhu dan konsentrasi yang relatif seragam di seluruh bed katalis, mengurangi terbentuknya titik panas dan memastikan kinerja reaksi yang konsisten. 
Terakhir, desain aliran radial memudahkan pemuatan dan pengosongan partikel katalis, yang penting untuk operasi kontinyu dan penggantian katalis. 

Radial fixed bed reactor umumnya digunakan dalam berbagai industri seperti penyulingan minyak bumi, produksi petrokimia, dan sintesis kimia. Mereka digunakan dalam proses seperti cracking katalitik, hidrogenasi, hidrodesulfurisasi, dan sintesis Fischer-Tropsch, antara lain. Desain dan kondisi operasi yang spesifik dari radial fixed bed reactor tergantung pada reaksi tertentu dan sifat reaktan serta katalis yang terlibat.

Apakah acrylic tahan terhadap senyawa aromatik

acrylic trap chamber

Senyawa aromatik adalah senyawa kimia yang memiliki ciri khas berupa cincin aromatik, yaitu cincin yang stabil dan memiliki sifat aroma yang khas. Cincin aromatik terdiri dari atom karbon yang terikat dengan atom hidrogen atau atom lainnya dalam konfigurasi tertentu.

Ciri khas utama dari senyawa aromatik adalah adanya ikatan pi (π) delokalisasi yang terbentuk di sekitar cincin aromatik. Ikatan pi delokalisasi ini memberikan stabilitas khusus pada cincin aromatik dan menyebabkan senyawa aromatik memiliki sifat reaktivitas dan kestabilan yang berbeda dari senyawa alifatik (non-aromatik).

Salah satu contoh senyawa aromatik yang paling dikenal adalah benzena (C6H6). Benzena memiliki cincin aromatik yang terdiri dari enam atom karbon yang saling terhubung dengan ikatan pi delokalisasi. Senyawa aromatik lainnya termasuk naftalena, toluena, anilina, dan banyak senyawa organik lain yang mengandung cincin aromatik.

Senyawa aromatik sering digunakan sebagai bahan baku dalam industri kimia, farmasi, dan material. Mereka juga memiliki peran penting dalam reaksi organik, sebagai katalis, dan sebagai bahan kimia dalam banyak aplikasi, seperti pewarna, parfum, polimer, dan bahan bakar.

Acrylic umumnya memiliki ketahanan yang terbatas terhadap senyawa aromatik, terutama senyawa aromatik yang agresif. Senyawa aromatik seperti benzene, toluene, dan xylene dapat berinteraksi dengan acrylic dan menyebabkan pelunakan, perubahan bentuk, atau kerusakan permukaan.

Ketahanan acrylic terhadap senyawa aromatik akan tergantung pada jenis senyawa, konsentrasinya, dan lamanya paparan. Senyawa aromatik yang lebih kuat atau konsentrasi yang lebih tinggi akan lebih mungkin merusak acrylic secara signifikan.

Jika Anda berencana menggunakan acrylic dalam lingkungan yang melibatkan paparan senyawa aromatik, disarankan untuk melakukan uji coba atau berkonsultasi dengan produsen acrylic atau ahli material untuk memastikan kompatibilitas dan ketahanan yang tepat.

Dalam kasus paparan senyawa aromatik yang kuat atau berkepanjangan, mungkin lebih baik mempertimbangkan penggunaan bahan alternatif yang dirancang khusus untuk ketahanan terhadap bahan kimia agresif tersebut.

Sebagai langkah pencegahan, selalu hindari kontak langsung acrylic dengan senyawa aromatik dan pastikan ventilasi yang memadai jika terjadi paparan.

Apakah acrylic tahan terhadap Thinner

acrylic set chamber for termite control lab.

Acrylic umumnya tidak tahan terhadap thinner atau pelarut yang mengandung bahan kimia agresif. Thinner, yang sering mengandung senyawa seperti toluena, xylene, atau aseton, dapat menyebabkan kerusakan pada permukaan acrylic.

Thinner atau pelarut yang digunakan secara langsung pada acrylic dapat menyebabkan pelunakan, kerusakan permukaan, atau perubahan bentuk. Kontak yang berkepanjangan atau paparan yang intens dapat lebih merusak acrylic secara signifikan.

Jika Anda mempertimbangkan penggunaan acrylic dalam konteks yang melibatkan thinner atau pelarut, disarankan untuk mempertimbangkan bahan alternatif yang lebih tahan terhadap bahan kimia tersebut, seperti bahan yang dirancang khusus untuk ketahanan terhadap pelarut organik. Selain itu, penting untuk selalu mengikuti panduan produsen acrylic dan menguji kompatibilitas bahan sebelum menggunakan mereka dalam aplikasi tertentu.

Pada umumnya, jika Anda berencana untuk menggunakan thinner atau pelarut dalam dekat dengan permukaan acrylic, penting untuk melindungi atau menghindari kontak langsung agar menghindari kerusakan pada acrylic.







Apakah acrylic tahan terhadap Basa

cylinder acrylic tank

Acrylic umumnya memiliki ketahanan yang baik terhadap basa lemah. Basa lemah seperti natrium hidroksida (pemutih) atau kalium hidroksida biasanya tidak akan menyebabkan kerusakan signifikan pada acrylic. Namun, ketika berhadapan dengan basa kuat, seperti amonia atau natrium hidroksida dalam konsentrasi tinggi, acrylic dapat mengalami korosi, pelunakan, atau perubahan permukaan.

Perlu dicatat bahwa reaktivitas acrylic terhadap basa dapat bervariasi tergantung pada jenis basa, konsentrasinya, dan suhu. Basa yang lebih kuat atau konsentrasi yang lebih tinggi dapat menghasilkan interaksi yang lebih signifikan dengan acrylic.

Jika Anda mempertimbangkan penggunaan acrylic dalam lingkungan yang melibatkan basa kuat atau paparan basa yang berkepanjangan, disarankan untuk melakukan uji coba atau berkonsultasi dengan produsen acrylic atau ahli material untuk memastikan kompatibilitas dan ketahanan yang tepat.

Perhatikan juga bahwa ketahanan acrylic terhadap basa dan asam dapat berbeda. Ketika memilih bahan untuk aplikasi tertentu, penting untuk mempertimbangkan sifat kimia dari zat yang akan digunakan dan memilih bahan yang sesuai dengan ketahanan yang dibutuhkan.






Apakah Acrylic Tahan Terhadap Asam ?

acrylic atau plexiglas
Acrylic, juga dikenal sebagai polymethyl methacrylate (PMMA), umumnya memiliki ketahanan yang baik terhadap asam lemah dan beberapa asam kuat dalam kondisi normal. Namun, reaktivitas acrylic terhadap asam akan bervariasi tergantung pada jenis asam dan konsentrasinya.

Asam lemah seperti asam asetat atau asam sitrat biasanya tidak akan menyebabkan kerusakan yang signifikan pada acrylic. Namun, ketika berhadapan dengan asam kuat seperti asam sulfat, asam nitrat, atau asam klorida dalam konsentrasi tinggi, acrylic dapat mengalami korosi, pelunakan, atau perubahan permukaan.

Apabila terjadi kontak dengan asam yang kuat atau dalam situasi di mana paparan asam berkepanjangan terjadi, baik pada acrylic maupun pada bahan lainnya, ada kemungkinan terjadinya kerusakan atau pelunakan material tersebut.

Untuk aplikasi di mana ketahanan terhadap asam sangat penting, disarankan untuk menggunakan bahan yang secara khusus dirancang untuk tahan terhadap bahan kimia agresif, seperti teflon atau bahan kimia tahan korosi lainnya.

Penting untuk selalu mempertimbangkan kondisi spesifik dan jenis asam yang akan digunakan dalam memilih bahan yang paling sesuai untuk aplikasi tertentu. Jika Anda memiliki kekhawatiran khusus tentang ketahanan acrylic terhadap asam tertentu, disarankan untuk memeriksa pedoman atau spesifikasi dari produsen acrylic atau berkonsultasi dengan ahli material.

Packed Column Distilasi

Packed distillation column model

Packed column distillation, atau disebut juga kolom distilasi berisi packing, adalah metode distilasi yang melibatkan penggunaan media pengisi atau packing di dalam kolom distilasi. Ini berbeda dengan distilasi menggunakan tray, di mana menggunakan pelat-pelat untuk memisahkan komponen cair dan uap.

material packing berupa potongan pipa akrilik diameter 12 mm

Dalam packed column distillation, kolom distilasi diisi dengan material packing berpori seperti kerucut, bola, atau berlian kecil. Material packing ini memiliki luas permukaan yang besar dan membentuk jalur tortuous (berliku-liku) di dalam kolom. Fungsi dari packing adalah menciptakan permukaan yang besar untuk kontak antara uap dan cairan dalam kolom.

Proses distilasi pada packed column distillation terjadi ketika campuran cair dipanaskan dan dimasukkan ke kolom distilasi. Uap yang terbentuk naik melalui kolom dan berinteraksi dengan cairan yang mengalir ke bawah. Kontak antara cairan dan uap terjadi di permukaan packing, di mana komponen yang lebih mudah menguap akan terlarut dalam uap dan naik ke atas kolom, sedangkan komponen yang kurang mudah menguap akan tetap dalam fase cair dan mengalir ke bawah.

Prinsip dasar dari packed column distillation adalah adanya kontak antara fase uap dan fase cair yang intensif di permukaan packing. Hal ini memungkinkan pemisahan yang efisien antara komponen-komponen dalam campuran berdasarkan perbedaan kevolatilan mereka. Semakin tinggi luas permukaan packing, semakin efisien proses distilasi dalam memisahkan komponen-komponen tersebut.

Packed column distillation sering digunakan dalam industri kimia dan petrokimia untuk pemisahan campuran yang lebih kompleks atau ketika campuran yang akan dipisahkan memiliki sifat fisikokimia yang serupa. Metode ini juga dapat memberikan efisiensi yang baik dalam pemisahan komponen yang sangat volatil atau ketika tekanan operasi rendah.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...