Dalam mengamati aliran fluida dapat digunakan sensor aliran (flow sensors) atau teknik visualisasi aliran untuk mengenali apakah aliran tersebut bersifat turbulen atau laminar. Sensor tersebut yang dapat digunakan antara lain :
1. Anemometer (Flow Velocity Sensor)Hot Wire
Anemometer: Mengukur kecepatan aliran udara atau cairan
dengan memanaskan kawat tipis dan mengukur pendinginannya akibat aliran fluida.
Perubahan dalam kecepatan pendinginan dapat digunakan untuk menentukan
karakteristik aliran.
Penggunaan
dengan Arduino:
Kode dan pengkabelan akan
tergantung pada model spesifik anemometer yang digunakan, tetapi prinsip
dasarnya adalah mengukur perubahan resistansi atau tegangan yang dihasilkan
oleh pendinginan kawat.
2. Ultrasonic Flow Meter
Prinsip
Kerja: Mengukur kecepatan aliran fluida dengan
mengukur perbedaan waktu perjalanan gelombang ultrasonik yang dikirimkan
melawan dan searah dengan aliran fluida.
Penggunaan
dengan Arduino:
Biasanya, sensor ini
memiliki antarmuka digital atau analog yang dapat dibaca oleh Arduino untuk
mendapatkan kecepatan aliran.
3. Differential Pressure Sensor
Prinsip
Kerja: Mengukur perbedaan tekanan antara dua titik
dalam pipa atau saluran aliran. Perbedaan tekanan ini dapat digunakan untuk
menghitung kecepatan aliran dan menentukan apakah aliran bersifat laminar atau
turbulen.
Contoh
Sensor: MPX5010DP.
4. Particle Image Velocimetry (PIV)
Prinsip
Kerja: Menggunakan teknik pencitraan untuk melacak
partikel dalam aliran fluida dan menganalisis pola aliran. Teknik ini lebih
kompleks dan sering digunakan dalam laboratorium penelitian dengan perangkat
keras dan perangkat lunak khusus.
5. Flow Visualization Techniques
Smoke or
Dye Injection: Menggunakan asap atau pewarna untuk
mengamati pola aliran dalam cairan atau gas. Pola aliran dapat digunakan untuk
menentukan apakah aliran bersifat laminar atau turbulen.
Penggunaan: Teknik ini lebih bersifat manual dan membutuhkan kamera untuk merekam
dan menganalisis pola aliran.
Contoh Penggunaan Sensor dengan Arduino
Berikut adalah contoh sederhana menggunakan differential pressure sensor
untuk mengukur aliran:
Hardware:
Arduino Uno
Differential Pressure Sensor
(MPX5010DP atau sejenisnya)
Kabel Jumper
Pengkabelan:
VCC pada sensor ke 5V pada Arduino
GND pada sensor ke GND pada Arduino
OUT pada sensor ke pin analog (misalnya A0) pada Arduino
Kode Contoh:
const int sensorPin = A0;
int
sensorValue = 0;
float
pressure = 0; // Pressure in kPa
Serial.begin(9600);
}
sensorValue = analogRead(sensorPin);
pressure = sensorValue * (5.0 / 1023.0); //
Convert analog value to voltage
pressure = (pressure - 0.5) * 10.0; //
Convert voltage to kPa
Serial.print("Pressure: ");
Serial.print(pressure);
Serial.println(" kPa");
delay(1000);
}
Analisis Laminar vs. Turbulen
Untuk menentukan apakah aliran laminar atau turbulen, Anda bisa
menggunakan bilangan Reynolds (Re), yang dihitung berdasarkan kecepatan aliran,
diameter pipa, dan viskositas fluida:
- Re < 2000: Aliran Laminar
- Re > 4000: Aliran Turbulen
- 2000 < Re < 4000: Aliran Transisi
Menggunakan sensor untuk mendapatkan parameter yang dibutuhkan untuk
menghitung bilangan Reynolds akan membantu dalam menentukan sifat aliran.