Mengamati aliran fluida dengan metode pencitraan visual

Pengamatan aliran fluida adalah aspek penting dalam banyak bidang, termasuk rekayasa fluida, ilmu kelautan, dan banyak lagi. Salah satu metode yang sering digunakan adalah pencitraan visual, yang memanfaatkan kamera atau alat pencitraan lainnya untuk merekam dan menganalisis aliran fluida. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi metode pencitraan visual dan pentingnya pengamatan aliran fluida dalam penelitian dan pengembangan.

model aliran fluida

  1. Mengapa Pengamatan Aliran Fluida Penting? Aliran fluida dapat memberikan wawasan penting tentang perilaku fluida, seperti pola aliran, turbulensi, dan interaksi antara fluida dan struktur. Dalam berbagai aplikasi, pemahaman yang baik tentang aliran fluida sangatlah penting, misalnya dalam perancangan sistem perpipaan, pengembangan kendaraan, atau pemodelan pergerakan air di lautan. Dengan mengamati aliran fluida, kita dapat mengidentifikasi masalah, merancang solusi yang lebih efisien, dan meningkatkan kinerja sistem secara keseluruhan.

  2. Prinsip Metode Pencitraan Visual Metode pencitraan visual melibatkan penggunaan kamera atau alat pencitraan lainnya untuk merekam aliran fluida. Pada dasarnya, aliran fluida dapat "dilihat" dengan memperhatikan pergerakan partikel atau tracer yang ada dalam fluida. Partikel ini bisa berupa pewarna, serbuk fluoresen, atau bola plastik berwarna, tergantung pada tujuan pengamatan dan sifat fluida yang diamati.

  3. Implementasi Metode Pencitraan Visual Pertama, tabung atau wadah yang sesuai dipersiapkan. Dalam beberapa kasus, tabung akrilik yang transparan digunakan untuk memungkinkan observasi visual yang jelas. Selanjutnya, cairan yang ingin diamati dituangkan ke dalam tabung tersebut. Pewarna atau tracer yang sesuai kemudian ditambahkan ke dalam cairan untuk membedakan aliran fluida.

Setelah persiapan fisik selesai, pengamatan dimulai. Kamera ditempatkan dengan posisi dan sudut yang sesuai untuk merekam aliran fluida. Dalam beberapa kasus, pencahayaan tambahan mungkin diperlukan untuk meningkatkan kontras atau memvisualisasikan tracer dengan lebih baik.

  1. Analisis dan Interpretasi Data Setelah pengamatan selesai, rekaman visual aliran fluida dapat dianalisis dan diinterpretasikan. Dalam beberapa kasus, perangkat lunak pengolahan citra dapat digunakan untuk mengamati pola aliran, turbulensi, atau karakteristik lainnya. Beberapa parameter yang dapat diperhatikan meliputi kecepatan aliran, distribusi kecepatan, dan zona stagnasi atau turbulen.

Pengamatan aliran fluida dengan metode pencitraan visual membantu peneliti dan insinyur memahami perilaku fluida secara lebih detail. Dengan melihat langsung aliran fluida, kita dapat mengidentifikasi fenomena yang mungkin terjadi, melacak perubahan dalam sistem, dan memvalidasi model numerik atau simulasi komputer.

  1. Keuntungan dan Batasan Metode Pencitraan Visual Metode pencitraan visual memiliki beberapa keuntungan. Pertama, metode ini relatif mudah diimplementasikan dan memungkinkan observasi real-time dari aliran fluida. Kedua, pencitraan visual dapat memberikan pemahaman intuitif dan visual yang kuat tentang fenomena aliran. Terakhir, metode ini dapat digunakan untuk berbagai jenis aliran fluida, baik dalam skala laboratorium maupun lapangan.

Namun, metode pencitraan visual juga memiliki batasan. Misalnya, ketepatan pengukuran kecepatan dan akurasi mungkin terbatas, terutama pada aliran yang sangat cepat atau kompleks. Selain itu, metode ini sering memerlukan persiapan yang cermat dan pengaturan yang tepat untuk mendapatkan hasil yang optimal.

Metode pencitraan visual merupakan alat yang berharga dalam pengamatan aliran fluida. Dengan menggunakan kamera atau alat pencitraan lainnya, kita dapat memvisualisasikan dan menganalisis aliran fluida dengan lebih baik. Pengamatan ini membantu kita memahami fenomena aliran, mengidentifikasi masalah, dan meningkatkan kinerja sistem. Dengan kemajuan teknologi, metode pencitraan visual terus berkembang, memberikan kontribusi yang signifikan bagi penelitian dan pengembangan di berbagai bidang.

Berikut ini adalah beberapa contoh perangkat lunak pengolahan citra visual yang dapat digunakan untuk mengamati pola aliran fluida:

  1. ImageJ: ImageJ adalah perangkat lunak pengolahan citra open-source yang populer. Dengan menggunakan plugin seperti Particle Image Velocimetry (PIV) atau Optical Flow, Anda dapat menganalisis pola aliran fluida dengan mengukur perpindahan partikel atau pola kecerahan dalam serangkaian gambar. ImageJ memiliki antarmuka pengguna yang sederhana dan dapat dengan mudah diadaptasi untuk keperluan pengolahan citra.

  2. OpenPIV: OpenPIV adalah perangkat lunak pengolahan citra khusus untuk analisis Particle Image Velocimetry (PIV). Perangkat lunak ini menawarkan algoritma PIV yang canggih dan intuitif, yang memungkinkan pengguna untuk mengukur kecepatan aliran fluida dan menghasilkan visualisasi yang jelas tentang pola aliran.

  3. MATLAB: MATLAB adalah lingkungan komputasi numerik yang populer, yang juga menyediakan beragam alat pengolahan citra. Dengan menggunakan fungsi-fungsi pengolahan citra seperti optical flow, motion tracking, atau correlation analysis, Anda dapat menganalisis pola aliran fluida dengan bantuan MATLAB. MATLAB juga menyediakan alat untuk membuat visualisasi yang menarik dan informatif.

  4. Python dengan OpenCV: Python merupakan bahasa pemrograman yang populer dalam pengolahan citra dan komputasi ilmiah. Menggunakan pustaka OpenCV (Open Source Computer Vision), Anda dapat menerapkan berbagai teknik pemrosesan citra seperti optical flow, image correlation, atau feature tracking untuk mengamati pola aliran fluida. Python yang fleksibel juga memungkinkan Anda untuk menggabungkan alat pengolahan citra dengan analisis data dan visualisasi yang lebih lanjut.

  5. LaVision DaVis: LaVision DaVis adalah perangkat lunak pengolahan citra komersial yang dirancang khusus untuk analisis aliran fluida. DaVis menyediakan berbagai algoritma pemrosesan citra seperti PIV, Particle Tracking Velocimetry (PTV), dan Phase Doppler Particle Analysis (PDPA). Perangkat lunak ini memiliki antarmuka yang canggih dan dapat digunakan untuk analisis yang mendalam tentang pola aliran fluida.

Pilihan perangkat lunak tergantung pada kebutuhan dan preferensi Anda. Penting untuk menguasai perangkat lunak yang Anda pilih dan mempelajari algoritma yang relevan untuk analisis pola aliran fluida yang diinginkan.

Membran Biofilm Reactor MBfR

Membrane Biofilm Reactor (MBfR), atau Reaktor Biofilm Membran, adalah jenis reaktor biologi yang menggabungkan prinsip biofilm dan pemisahan membran dalam pengolahan air limbah atau pemurnian air. Reaktor ini menggunakan kombinasi biofilm yang tumbuh pada permukaan membran untuk mempercepat degradasi bahan organik dan memisahkan partikel terlarut dari air limbah.

Berikut adalah beberapa karakteristik dan prinsip kerja utama dari Membrane Biofilm Reactor (MBfR):

  1. Biofilm: Reaktor ini memanfaatkan biofilm yang tumbuh pada permukaan membran sebagai media aktif untuk pengolahan air limbah. Biofilm terdiri dari lapisan mikroorganisme seperti bakteri, fungi, atau protozoa yang melekat pada permukaan membran. Mikroorganisme dalam biofilm melakukan degradasi bahan organik dalam air limbah secara efisien.
  2. Membran: Membran digunakan dalam MBfR untuk memisahkan partikel padat, mikroorganisme, dan zat terlarut dari air limbah yang diolah. Membran ini memungkinkan air bersih yang telah melalui proses biofilm untuk dipisahkan dari biofilm dan partikel terlarut, sehingga menghasilkan air yang lebih bersih dan jernih.
  3. Aliran Air Limbah: Air limbah dialirkan melalui reaktor dan mengalir sepanjang permukaan membran yang tertutup oleh biofilm. Selama perjalanan melalui reaktor, biofilm menguraikan bahan organik dalam air limbah, sementara membran berfungsi sebagai filter untuk memisahkan partikel padat dan mikroorganisme dari air.
  4. Pembersihan Membran: Karena biofilm terus tumbuh dan terakumulasi pada permukaan membran, pembersihan membran secara berkala diperlukan untuk menjaga kinerja yang optimal. Prosedur pembersihan seperti backwashing, aerasi, atau penggunaan bahan kimia dapat digunakan untuk menghilangkan biofilm yang terbentuk dan memperbarui permukaan membran.
  5. Keuntungan: MBfR menawarkan beberapa keuntungan, termasuk efisiensi tinggi dalam pengolahan air limbah dengan penghilangan bahan organik yang baik, kemampuan untuk mengatasi variasi beban limbah, dan kualitas air yang dihasilkan yang lebih tinggi dibandingkan dengan sistem biofilm konvensional. Reaktor ini juga memiliki kemampuan untuk memperpanjang umur membran dengan mengurangi kerak atau tumpukan partikel yang menumpuk pada permukaan membran.


membran biofilm reactor MBfR prototype desain

Ukuran pori dalam membran biofilm reaktor dapat bervariasi tergantung pada jenis membran yang digunakan dan persyaratan aplikasi spesifik. Ukuran pori dalam membran MBR biasanya berkisar antara beberapa nanometer hingga beberapa mikrometer. Membran mikrofiltrasi (MF) umumnya memiliki ukuran pori yang lebih besar, berkisar antara 0,1 hingga 10 mikrometer, sedangkan membran ultrafiltrasi (UF) memiliki ukuran pori yang lebih kecil, berkisar antara 0,001 hingga 0,1 mikrometer. Membran nanofiltrasi (NF) dan osmosis terbalik (RO) memiliki ukuran pori yang sangat kecil, kurang dari 0,001 mikrometer.

Ukuran pori yang lebih besar pada membran MF memungkinkan partikel-partikel yang lebih besar seperti biomassa dan bakteri untuk tetap dalam reaktor, sementara memungkinkan air dan molekul-molekul kecil untuk melewati. Membran UF dapat memisahkan mikroorganisme seperti bakteri, virus, dan partikel organik kecil. Membran NF dan RO, yang memiliki ukuran pori yang sangat kecil, dapat memisahkan senyawa terlarut dan zat terlarut dalam air.

Pemilihan ukuran pori membran dalam membran biofilm reaktor sangat penting untuk menjaga efisiensi proses pemisahan dan menjaga kualitas air yang dihasilkan. Pemilihan ukuran pori yang tepat akan memungkinkan pemisahan yang efisien sambil mempertahankan biomassa dan mikroorganisme yang diinginkan dalam reaktor.

Membrane Biofilm Reactor digunakan dalam berbagai aplikasi pengolahan air limbah dan pemurnian air, termasuk di industri, komunal, dan pemurnian air bersih. Reaktor ini merupakan solusi yang inovatif untuk memadukan keuntungan biofilm dan pemisahan membran dalam proses pengolahan air yang efisien dan efektif.

Material apa yang biasanya digunakan untuk membuat membran biofilm :

Ada beberapa jenis material yang umumnya digunakan untuk membuat membran biofilm dalam reaktor, tergantung pada aplikasi dan persyaratan spesifik. Beberapa material yang sering digunakan adalah sebagai berikut:

  1. Polimer sintetis: Polimer sintetis seperti polietilena, polipropilena, poliuretana, poliviniliden fluorida (PVDF), polisulfon, poliamida, dan polietersulfon sering digunakan untuk membuat membran biofilm. Mereka memiliki sifat fisik dan kimia yang baik untuk pemisahan dan pertumbuhan biofilm.

  2. Polimer alami: Polimer alami seperti selulosa, kitosan, alginat, dan gelatin juga digunakan dalam pembuatan membran biofilm. Mereka sering digunakan karena biodegradabilitasnya yang baik dan kemampuan untuk mendukung pertumbuhan mikroorganisme.

  3. Keramik: Material keramik seperti oksida aluminium (alumina), oksida silikon (silica), dan zeolit juga dapat digunakan sebagai bahan dasar membran biofilm. Membran keramik sering memiliki struktur pori yang lebih kecil dan dapat digunakan untuk pemisahan yang lebih selektif.

  4. Logam: Beberapa logam seperti stainless steel dan nikel dapat digunakan untuk membuat membran biofilm, terutama dalam aplikasi yang membutuhkan ketahanan mekanis dan kemampuan tahan terhadap kondisi lingkungan yang keras.

  5. Material lainnya: Selain polimer, keramik, dan logam, terdapat juga material lain yang dapat digunakan dalam pembuatan membran biofilm, seperti karbon, grafen, dan komposit polimer-karbon.

Pemilihan material untuk membran biofilm tergantung pada faktor-faktor seperti kebutuhan pemisahan, kekuatan mekanis, biokompatibilitas, stabilitas kimia, biodegradabilitas, dan biaya produksi. Penting untuk memilih material yang sesuai dengan aplikasi yang diinginkan dan memiliki sifat yang mendukung pertumbuhan dan fungsi biofilm.

Fixed Bed Biofilm Reactor

Fixed bed biofilm reactor (FBBR), atau reaktor biofilm tempat tidur tetap, adalah jenis reaktor biologi yang digunakan untuk pengolahan air limbah atau pemurnian air dengan menggunakan biofilm yang tumbuh pada media tetap di dalam reaktor. Reaktor ini memanfaatkan biofilm, yaitu lapisan mikroorganisme yang melekat pada permukaan media, untuk melakukan proses degradasi dan pengolahan bahan organik dalam air limbah.

Berikut adalah beberapa karakteristik dan prinsip kerja umum dari fixed bed biofilm reactor (FBBR):

  1. Media Tetap: FBBR menggunakan media tetap, seperti batu, kerikil, serat, atau bahan sintetis dengan permukaan yang luas. Pada FBBR, media padat ditempatkan secara teratur atau terstruktur dalam tempat tidur tetap di dalam reaktor. Media padat ini biasanya tersusun dalam bentuk batang berlubang, kartrid, atau struktur berpori. Media ini memberikan tempat tumbuh bagi biofilm mikroorganisme dan memungkinkan kolonisasi mikroorganisme secara efisien.

  2. Biofilm: Biofilm adalah lapisan tumbuh mikroorganisme yang melekat pada permukaan media tetap. Mikroorganisme seperti bakteri dan fungi membentuk biofilm yang aktif dalam proses degradasi bahan organik. Biofilm memberikan permukaan yang lebih besar untuk kolonisasi mikroorganisme dan mempercepat proses biodegradasi.

  3. Aliran Air Limbah: Air limbah dialirkan melalui media tetap yang terdapat dalam reaktor. Mikroorganisme yang ada dalam biofilm melakukan degradasi bahan organik dalam air limbah menjadi senyawa yang lebih sederhana, seperti karbon dioksida, air, dan senyawa anorganik lainnya.

  4. Aerasi: FBBR biasanya dilengkapi dengan sistem aerasi untuk memasok oksigen ke dalam reaktor. Oksigen penting untuk memelihara kehidupan mikroorganisme aerobik yang membentuk biofilm. Aerasi juga membantu memastikan kondisi lingkungan yang optimal bagi mikroorganisme.

  5. Proses Pengolahan: FBBR dapat digunakan untuk berbagai proses pengolahan air limbah, seperti penghilangan bahan organik, nitrat, fosfat, dan zat-zat terlarut lainnya. Reaktor ini mampu menghasilkan hasil yang baik dalam pengolahan air limbah dengan efisiensi tinggi.

  6. Perawatan dan Pemeliharaan: FBBR memerlukan perawatan dan pemeliharaan yang cermat untuk memastikan keberhasilan operasional. Ini termasuk pembersihan media, pengendalian kondisi operasional (seperti suhu, pH, dan oksigen), dan pengawasan terhadap pertumbuhan biofilm yang optimal.

model reactor acrylic untuk aqua bio box sebagai fixed bed media

Fixed bed biofilm reactor digunakan secara luas dalam pengolahan air limbah komunal, industri, dan pengolahan air bersih. Keuntungan dari FBBR termasuk efisiensi pengolahan yang tinggi, kebutuhan ruang yang relatif kecil, dan kemampuan untuk menangani beban limbah yang bervariasi. Reaktor ini juga dapat digunakan sebagai bagian dari sistem pengolahan air yang terintegrasi dengan reaktor lainnya, seperti reaktor lumpur aktif, untuk mencapai hasil yang lebih baik.


Upflow Anaerobic Sludge Blanket (UASB)

Upflow Anaerobic Sludge Blanket (UASB) adalah teknologi pengolahan air limbah anaerobik. UASB umumnya digunakan untuk pengolahan air limbah industri dan komunal. Reaktor UASB dirancang untuk memfasilitasi pencernaan anaerobik bahan organik dengan menciptakan aliran naik air limbah melalui lapisan lumpur granular.

upflow anaerobic sludge blanket

Berikut adalah cara kerja proses UASB:

  1. Air limbah memasuki bagian bawah reaktor UASB dan mengalir ke atas. Reaktor ini umumnya berbentuk silinder atau persegi panjang.

  2. Saat air limbah naik, ia bertemu dengan lapisan lumpur granular yang mengendap di bagian bawah reaktor. Lumpur tersebut terdiri dari campuran mikroorganisme, termasuk bakteri dan arkea mikroba, yang melakukan pencernaan anaerobik.

  3. Bahan organik dalam air limbah berfungsi sebagai sumber makanan bagi mikroorganisme. Mereka menguraikan senyawa organik kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana, terutama gas metana (CH4) dan karbon dioksida (CO2), melalui proses pencernaan anaerobik.

  4. Biogas yang dihasilkan (metana dan karbon dioksida) naik melalui lapisan lumpur dan terkumpul di bagian atas reaktor. Biogas tersebut dapat dikumpulkan dan digunakan sebagai sumber energi terbarukan.

  5. Air limbah yang telah diolah, yang kini memiliki kandungan organik yang lebih rendah, terus naik dan keluar dari bagian atas reaktor.

Proses UASB memiliki beberapa keunggulan, termasuk efisiensi pengolahan yang tinggi, konsumsi energi yang rendah, dan potensi untuk memulihkan biogas. Proses ini dapat efektif menghilangkan polutan organik dari air limbah, mengurangi kebutuhan oksigen biokimia (BOD) dan kebutuhan oksigen kimia (COD). Proses ini umumnya digunakan untuk pengolahan air limbah industri, seperti yang dihasilkan oleh industri makanan dan minuman, farmasi, dan kimia.

Tabung akrilik sebagai perangkat simulator pembelajaran teknik

Tabung akrilik dengan kelebihan sifat transparannya dan kemudahannya untuk dicustomizing menjadi pilihan terbaik untuk dijadikan perangkat simulator media pembelajaran. Berikut adalah contoh secara umum yang bisa dikembangkan lebih lanjut. 

  1. Simulator Aliran Fluida: Simulator ini memanfaatkan tabung akrilik untuk mengamati aliran fluida dalam berbagai skenario. Dengan mengatur aliran fluida melalui tabung akrilik dan mengamati perubahan aliran, siswa dapat mempelajari prinsip-prinsip dasar aliran fluida, hukum-hukum fluida, dan fenomena aliran yang terjadi.
  2. Simulator Pemisahan Hidrokarbon: Simulator ini menggunakan tabung akrilik untuk mengilustrasikan proses pemisahan hidrokarbon dalam industri minyak dan gas. Tabung akrilik dapat digunakan untuk mensimulasikan kolom destilasi, proses pemisahan fraksi minyak, dan pemisahan fluida dengan berbagai densitas.
  3. Simulator Reaksi Kimia: Dalam simulasi reaksi kimia, tabung akrilik dapat digunakan sebagai tempat reaksi atau ruang reaktor. Dalam tabung akrilik, siswa dapat mengamati reaksi kimia yang terjadi, perubahan warna, pembentukan produk, dan perubahan suhu atau tekanan selama reaksi berlangsung.
  4. Simulator Proses Distilasi: Tabung akrilik dapat digunakan untuk membuat simulasi proses distilasi, di mana siswa dapat mempelajari prinsip distilasi dan pemisahan zat berdasarkan perbedaan titik didihnya. Dengan memanipulasi suhu dan aliran fluida dalam tabung akrilik, siswa dapat melihat bagaimana pemisahan zat terjadi dalam kolom distilasi.
  5. Simulator Proses Pengendapan: Tabung akrilik juga dapat digunakan untuk mensimulasikan proses pengendapan partikel dalam larutan. Dengan mengatur laju aliran dan konsentrasi partikel dalam tabung akrilik, siswa dapat mempelajari prinsip pengendapan, pengaruh kecepatan aliran, dan faktor-faktor lain yang memengaruhi proses pengendapan.
  6. Simulator foaming : adalah perangkat yang digunakan untuk memodelkan dan mensimulasikan proses pembentukan busa atau foam. Foam merupakan campuran dari dua fase, yaitu fase cair dan fase gas. Proses pembentukan busa melibatkan perluasan gelembung gas dalam fase cair yang menghasilkan struktur busa dengan sifat-sifat khusus. Simulator foaming memungkinkan pengguna untuk mempelajari dan memahami fenomena yang terjadi dalam proses foaming, seperti pertumbuhan gelembung, koalesensi (penggabungan) gelembung, dan perpindahan massa dan panas. Dengan menggunakan simulator foaming, pengguna dapat mengendalikan variabel-variabel seperti komposisi bahan, suhu, tekanan, dan waktu untuk memprediksi perilaku busa yang terbentuk.


Foaming Simulator (Laboratorium Kimia Politeknik Negeri Bandung)

Perlu dicatat bahwa penggunaan tabung akrilik dalam simulator tersebut biasanya melibatkan pengaturan percobaan dan pengamatan visual oleh siswa. Dalam beberapa kasus, pengaturan aliran fluida atau suhu mungkin diperlukan untuk menciptakan kondisi yang sesuai dengan pembelajaran yang diinginkan.

Tujuan pengunaan baffle pada reaktor

Penggunaan baffle pada reaktor memiliki beberapa tujuan utama, yaitu:

  1. Meningkatkan percampuran: Baffle digunakan untuk mengarahkan aliran fluida di dalam reaktor sehingga menciptakan turbulensi dan percampuran yang lebih baik. Hal ini penting dalam reaksi kimia atau proses biologis di mana perpindahan massa dan transfer panas yang efisien diperlukan. Baffle membantu mencegah terbentuknya aliran lamina dan memastikan distribusi yang merata dari bahan reaktan atau cairan dalam reaktor.

  2. Meningkatkan efisiensi transfer panas: Baffle dapat digunakan untuk memperbaiki transfer panas dalam reaktor dengan mengarahkan aliran fluida secara efektif. Dengan menciptakan turbulensi, baffle meningkatkan pertukaran panas antara fluida dan dinding reaktor, sehingga meningkatkan efisiensi pemanasan atau pendinginan dalam proses.

  3. Mencegah pembentukan aliran sirkulasi atau vortex: Baffle membantu mencegah terbentuknya aliran sirkulasi atau vortex yang dapat mengganggu percampuran dan distribusi bahan reaktan. Dengan memecah aliran fluida dan mengalirkan fluida secara teratur, baffle dapat menghambat terbentuknya aliran sirkulasi yang tidak diinginkan.

  4. Melindungi peralatan: Baffle juga berfungsi untuk melindungi peralatan di dalam reaktor, seperti agitator atau impeler, dari tekanan atau gaya yang berlebihan. Dengan mengalirkan aliran fluida melalui celah-celah baffle, tekanan hidrolik pada peralatan dapat dikurangi, sehingga memperpanjang umur pakai peralatan dan mengurangi risiko kerusakan.

  5. Mengurangi pembentukan endapan atau fouling: Baffle dapat membantu mengurangi pembentukan endapan atau fouling pada dinding reaktor dengan memecah aliran fluida dan mencegah stagnasi. Dengan mengarahkan aliran fluida secara efisien, baffle dapat mengurangi peluang terjadinya deposit atau endapan pada permukaan dalam reaktor.

baffle pada reaktor (tabung akrilik)

Penggunaan baffle dalam reaktor sangat bergantung pada karakteristik reaksi atau proses yang sedang dilakukan. Desain dan konfigurasi baffle perlu disesuaikan dengan tujuan spesifik dari reaktor dan mempertimbangkan parameter seperti kecepatan aliran, viskositas fluida, sifat bahan reaktan, dan kondisi operasional lainnya

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...