Nylon (Polyamide PA 6) |
Dalam banyak applikasi nylon dan
acetal terpilih dari material plastik lainnya karena keuntungan dari
karakteristiknya. Nylon terpilih karena presisi (dalam kondisi kering), rigid
dan umur pakai yang lama (durability). Acetal dipakai karena alasan lubricity
(bersifat melumasi), tahan aus, dan fatigue resistance.
Ketidaktepatan teknik mesining dapat
menimbulkan internal stress yang mengakibatkan terjadinya warping dan
ketidakstabilan dimensi. Harus dipahami plastik adalah thermal konduktor yang buruk.
Friksi dan tekanan selama proses cutting dapat mendorong tingginya suhu
permukaan mata pisau.
Berbeda dengan mesining metal, panas yang terjadi akibat friksi proses cutting dengan aman dapat diteruskan ke bagian metal lainnya seperti lathe chuck atau jig fixture, sebab metal adalah konduktor panas yang baik.
Berbeda dengan mesining metal, panas yang terjadi akibat friksi proses cutting dengan aman dapat diteruskan ke bagian metal lainnya seperti lathe chuck atau jig fixture, sebab metal adalah konduktor panas yang baik.
Thermal expansi pada nylon ataupun
acetal 10 kali lipat dibanding metal. Untuk itu panas yang yang terjadi pada
mata pisau/ router selama permesinan harus dapat diatasi oleh mesinis dengan
tetap menjaga toleransi yang ketat dan meminimalisir stress internal pada
plastik.
Di Indonesia Nylon atau Polyamide
lebih dulu dikenal dan menjadi populer, dibandingkan dengan POM atau
Polyacetal, padahal untuk kondisi iklim basah atau memiliki tingkat kelembaban
udara yang tinggi penggunaan nylon boleh dibilang tidak tepat. Nylon memiliki
tingkat penyerapan air (water absorption) yang tinggi (dalam kondisi kering
berkisar 3 % dan dalam kondisi kelembaban tinggi seperti iklim Indonesia
berkisar 9,5 %) hal ini menyebabkan Nylon tidak stabil dalam hal dimensi
terutama untuk part part berdimensi rumit dan membutuhkan presisi seperti gear
pada mesin printer dll. Naiknya kadar air pada nylon akan menimbulkan dampak
lanjutan dengan turunnya sifat mekanikal lainnya (dalam kondisi kering E modul
Nylon berkisar 3000 Mpa dan turun hampir separuhnya menjadi 1800 Mpa dalam
kelembaban udara tinggi).
Efek Kelembaban (Moisture % pada suhu ruang) Terhadap Tensile Strength dan Strain plastik PA Nylon 6 |
Efek Temperature dan Kelembaban Terhadap Tensile Strength Pada Nylon PA 6 |
Efek Kondisi Kering dan Lembab pada Parameter Properties Plastik |
sumber : Top Ten Design Tips _Hasenauer .J.;et.all. Dupont
Namun untuk pilihan part part terutama
berdimensi besar dimana applikasi tidak terlalu membutuhkan presisi dan
toleransi ketat, pertimbangan harga, rigiditas (dibandingkan dengan PP dan PE);
Nylon atau polyamide masih menjadi pilihan untuk digunakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar