Flume Tank dengan Material Akrilik atau Plexiglas: Solusi Terbaik untuk Penelitian dan Pengembangan Hidrodinamika

Flume tank adalah fasilitas penelitian yang digunakan untuk mempelajari dinamika fluida, interaksi antara aliran air dan objek, serta perilaku organisme dalam kondisi aliran yang terkendali. Flume tank sering digunakan dalam berbagai bidang seperti hidrodinamika, ekologi akuatik, dan teknik perairan. Berikut adalah beberapa detail tentang flume tank:


Komponen dan Desain Flume Tank

  1. Tangki Utama: Bagian utama yang berisi air di mana aliran dapat diatur dan dikendalikan. Tangki ini bisa berbentuk persegi panjang dengan panjang dan lebar yang bervariasi tergantung pada kebutuhan penelitian.
  2. Sistem Pemasukan dan Pengeluaran Air: Mengatur aliran air masuk dan keluar dari tangki untuk menciptakan aliran yang seragam dan terkendali.
  3. Pompa: Digunakan untuk memindahkan air dan mengatur kecepatan aliran dalam tangki.
  4. Kontroler Aliran: Alat untuk mengukur dan mengendalikan kecepatan dan arah aliran air.
  5. Instrumen Pengukuran: Sensor dan alat lain yang digunakan untuk mengukur parameter seperti kecepatan aliran, turbulensi, tekanan, dan parameter lainnya.
  6. Sistem Pengamatan: Kamera bawah air, sensor optik, dan perangkat lainnya digunakan untuk mengamati dan merekam perilaku objek atau organisme dalam aliran air.

Penggunaan Flume Tank

  1. Penelitian Hidrodinamika: Memahami bagaimana objek berinteraksi dengan aliran air, termasuk studi tentang drag, lift, dan gaya-gaya lain yang bekerja pada objek.
  2. Studi Ekologi Akuatik: Mengamati bagaimana organisme akuatik seperti ikan, plankton, dan invertebrata bereaksi terhadap aliran air, mencari makan, atau menghindari predator.
  3. Pengembangan dan Pengujian Desain: Menguji model skala kecil dari struktur seperti bendungan, jembatan, dan penghalang air untuk melihat bagaimana mereka berfungsi dalam aliran air nyata.
  4. Edukasi dan Pelatihan: Mengajarkan konsep hidrodinamika dan ekologi akuatik kepada mahasiswa dan peneliti.

Contoh Aplikasi

  • Studi Perilaku Ikan: Mengamati bagaimana ikan berenang melawan arus, memilih rute, atau beradaptasi dengan perubahan kecepatan aliran.
  • Pengembangan Turbin Air: Menguji efisiensi dan kinerja turbin air atau perangkat energi lainnya dalam kondisi aliran terkendali.
  • Penelitian Sedimentasi: Memahami bagaimana sedimen diangkut dan diendapkan oleh aliran air, yang penting untuk manajemen sungai dan pesisir.

Keuntungan Menggunakan Flume Tank

  • Kontrol yang Tepat: Memungkinkan kontrol yang sangat presisi atas kondisi aliran, yang sulit dicapai di lapangan.
  • Reproduksibilitas: Kondisi eksperimen dapat direproduksi dengan mudah, memungkinkan perbandingan yang lebih baik antara berbagai percobaan.
  • Pengamatan yang Ditingkatkan: Memungkinkan penggunaan berbagai alat pengamatan dan pengukuran yang mungkin sulit digunakan di lingkungan alami.

Flume tank adalah alat yang sangat berguna dalam penelitian yang melibatkan aliran air dan interaksinya dengan objek atau organisme, memberikan wawasan yang berharga yang dapat diaplikasikan dalam berbagai bidang ilmu dan teknik.

Penggunaan bahan akrilik atau plexiglas untuk pembuatan flume tank tidak hanya menawarkan keunggulan estetika tetapi juga fungsionalitas dan daya tahan. Inilah alasan mengapa custom flume tank dengan bahan akrilik atau plexiglas menjadi pilihan unggulan bagi para peneliti dan pengembang teknologi.

Keunggulan Flume Tank dari Akrilik atau Plexiglas

  1. Transparansi dan Visibilitas Tinggi:
    • Pengamatan yang Optimal: Bahan akrilik dan plexiglas memiliki transparansi tinggi, memungkinkan pengamatan yang jelas terhadap aliran air dan perilaku objek di dalam tangki.
    • Fotografi dan Perekaman Video: Ideal untuk pengambilan gambar dan video berkualitas tinggi, penting untuk dokumentasi dan analisis data.
  2. Kekuatan dan Daya Tahan:
    • Material Tahan Lama: Akrilik dan plexiglas dikenal karena kekuatannya yang luar biasa dan ketahanan terhadap benturan, menjadikan flume tank lebih tahan lama dan aman digunakan.
    • Resistensi Terhadap Korosi: Tidak terpengaruh oleh korosi atau kerusakan akibat air, memastikan umur panjang perangkat.
  3. Kustomisasi dan Desain Fleksibel:
    • Desain Custom Sesuai Kebutuhan: Kami menawarkan layanan desain custom yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan spesifik Anda, mulai dari ukuran, bentuk, hingga penambahan fitur-fitur khusus.
    • Kemampuan Integrasi Sensor dan Perangkat Lain: Mudah mengintegrasikan sensor, kamera, dan perangkat lain untuk berbagai aplikasi penelitian dan pengembangan.

Aplikasi Flume Tank Custom

  1. Penelitian Akademis: Ideal untuk universitas dan lembaga penelitian yang membutuhkan alat eksperimental berkualitas tinggi.
  2. Pengembangan Teknologi: Cocok untuk perusahaan yang mengembangkan perangkat hidrodinamika dan teknologi akuatik.
  3. Industri Maritim dan Pesisir: Membantu dalam studi dan pengembangan infrastruktur maritim serta manajemen pesisir.

Kita dapat menambahkan beberapa sensor berbasis Arduino yang dapat digunakan untuk berbagai aplikasi penelitian dan pengembangan. Berikut adalah beberapa sensor yang cocok untuk ditanamkan pada flume tank:

1. Sensor Kecepatan Aliran Air (Flow Sensor)

  • YSF-S201: Sensor ini dapat mengukur kecepatan aliran air secara real-time.
  • DFRobot Flow Meter: Sensor ini digunakan untuk mengukur laju aliran air dengan akurasi tinggi.

2. Sensor Tekanan Air

  • BMP180/BMP280: Sensor ini dapat mengukur tekanan dan ketinggian, berguna untuk memahami tekanan dalam berbagai kedalaman air.
  • Pressure Transducer (MPX5700AP): Digunakan untuk mengukur tekanan air dalam aplikasi yang lebih canggih.

3. Sensor Suhu Air

  • DS18B20: Sensor suhu digital yang dapat ditempatkan di dalam air untuk mengukur suhu dengan akurasi tinggi.
  • NTC Thermistor: Sensor analog yang juga dapat digunakan untuk pengukuran suhu air.

4. Sensor Kedalaman (Ultrasonic Sensor)

  • HC-SR04: Sensor ultrasonik yang dapat digunakan untuk mengukur kedalaman atau jarak dalam air, namun memerlukan modifikasi untuk kedap air.
  • JSN-SR04T: Sensor ultrasonik yang sudah didesain untuk penggunaan dalam air.

5. Sensor Kekeruhan (Turbidity Sensor)

  • Gravity: Analog Turbidity Sensor: Digunakan untuk mengukur kekeruhan air, yang dapat memberikan informasi tentang partikel tersuspensi dalam air.

6. Sensor pH

  • Gravity: Analog pH Sensor / Meter Kit: Sensor ini digunakan untuk mengukur tingkat keasaman atau kebasaan air.

7. Sensor Oksigen Terlarut

  • Gravity: Analog Dissolved Oxygen Sensor: Digunakan untuk mengukur kadar oksigen terlarut dalam air, penting untuk penelitian ekologi akuatik.

8. Kamera Bawah Air

  • ArduCAM: Kamera ini dapat digunakan untuk pengamatan visual dan perekaman video di bawah air dengan casing kedap air.

Implementasi dan Integrasi

  • Kontrol dan Pengolahan Data: Semua sensor ini dapat diintegrasikan dengan Arduino untuk kontrol dan pengolahan data. Arduino dapat dikodekan untuk mengambil data dari sensor-sensor ini secara berkala dan menyimpan atau mengirimkannya ke komputer untuk analisis lebih lanjut.
  • Casing Kedap Air: Pastikan semua sensor dan Arduino dilengkapi dengan casing kedap air untuk melindungi komponen elektronik dari kerusakan akibat air.
  • Konektivitas: Gunakan koneksi nirkabel (seperti modul Wi-Fi atau Bluetooth) untuk mengirim data secara real-time jika diperlukan.

Dengan menggunakan berbagai sensor ini, flume tank custom berbahan akrilik atau plexiglas  akan menjadi perangkat penelitian yang serbaguna dan efektif, mampu menyediakan data yang akurat dan real-time untuk berbagai aplikasi. Seperti berikut ini :

  1. Penelitian Akademis: Ideal untuk universitas dan lembaga penelitian yang membutuhkan alat eksperimental berkualitas tinggi.
  2. Pengembangan Teknologi: Cocok untuk perusahaan yang mengembangkan perangkat hidrodinamika dan teknologi akuatik. 
  3. Industri Maritim dan Pesisir: Membantu dalam studi dan pengembangan infrastruktur maritim serta manajemen pesisir.

Hubungi Kami

Diskusikan flume tank custom yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan penelitian dan pengembangan Anda, hubungi kami dan mulailah proyek Anda. Kami siap membantu kustomisasi dengan material akrilik dan perangkat sensor yang diotomatisasi tepat guna.

Desain Akuarium Akrilik untuk Eksperimen Fish Stimuli

Desain Akuarium Akrilik untuk Eksperimen Fish Stimuli

Akuarium berbentuk persegi ataupun silinder dapat dibuat dari bahan akrilik. Akrilik menjadi pilihan ideal untuk eksperimen biologi akuatik karena sifatnya yang transparan, ringan, dan mudah dibentuk. Untuk suatu eskperimen, akuarium dapat dilengkapi dengan berbagai perangkat sensor dan sistem pemberian makan ikan otomatis berbasis Arduino. Dengan desain ini, Anda dapat melakukan pengamatan yang akurat dan efisien.

Keunggulan Menggunakan Akrilik

  1. Transparansi Sempurna: Akrilik memiliki kejernihan yang tinggi, memungkinkan pengamatan visual yang jelas terhadap perilaku ikan.
  2. Kekuatan dan Daya Tahan: Akrilik lebih tahan terhadap benturan dibandingkan kaca dan memiliki daya tahan yang baik.
  3. Kemudahan Pembentukan: Akrilik mudah dibentuk dan dipotong sesuai kebutuhan, memungkinkan desain yang lebih fleksibel. Tentukan ukuran akuarium berdasarkan jenis ikan dan jumlah ikan yang akan digunakan dalam eksperimen. Pertimbangkan diameter dan tinggi tabung ataupun bila berbentuk persegi pertimbangkan panjang, lebar dan tinggi akuarium untuk memastikan ruang yang cukup bagi ikan berenang dan berinteraksi. Pilih ketebalan akrilik yang cukup untuk menahan tekanan air.
  4. Ringan: Material akrilik lebih ringan dibandingkan kaca, memudahkan proses penanganan dan instalasi.
  5. Memudahkan Pemasangan Perangkat Sensor dan Sistem Pemberian Makan: Pasang sensor suhu, pH, oksigen terlarut, dan sistem pemberian makan otomatis berbasis Arduino.

Pemasangan Perangkat Eksperimen


  1. Perangkat Sensor:
    • Sensor Suhu: Untuk memantau suhu air secara real-time.
    • Sensor pH: Mengukur tingkat keasaman air untuk memastikan kondisi yang optimal bagi ikan.
    • Sensor Oksigen Terlarut: Memastikan kadar oksigen yang memadai bagi kesehatan ikan.
    • Dapat ditambahkan perangkat untuk membuat arus dan gelombang bisa dengan pompa power head dan wave maker
  2. Sistem Pemberian Makan Otomatis:
    • Arduino Board: Digunakan sebagai kontrol utama sistem pemberian makan.
    • Servo Motor: Menggerakkan mekanisme pemberian makan.
    • RTC Module (Real-Time Clock): Mengatur waktu pemberian makan secara otomatis.
    • Button atau Rotary Encoder: Untuk mengatur frekuensi dan waktu pemberian makan.
    • Program Arduino: Mengontrol mekanisme pemberian makan berdasarkan waktu yang telah diatur.

Langkah-Langkah Pemasangan

  1. Pemasangan Sensor:
    • Tempatkan sensor di titik-titik strategis dalam akuarium untuk mendapatkan pembacaan yang akurat.
    • Hubungkan sensor ke Arduino untuk memantau data secara real-time.
  2. Instalasi Sistem Pemberian Makan Otomatis:
    • Pasang dispenser pakan di bagian atas akuarium.
    • Sambungkan servo motor ke Arduino dan tempatkan mekanisme dispenser.
    • Atur waktu dan frekuensi pemberian makan menggunakan button atau rotary encoder.
  3. Pengujian Sistem:
    • Uji semua perangkat untuk memastikan bekerja dengan baik.
    • Pastikan tidak ada kebocoran pada akuarium dan semua sensor berfungsi dengan benar.

Kesimpulan

Dengan desain akuarium akrilik berbentuk tabung ataupun persegi dan penambahan perangkat sensor serta sistem pemberian makan otomatis, Anda dapat menciptakan lingkungan yang optimal untuk eksperimen pengamatan perilaku ikan. Desain ini tidak hanya memungkinkan pengamatan yang lebih akurat tetapi juga memudahkan proses perawatan dan pemeliharaan. Kami berharap tulisan ini dapat menginspirasi Anda untuk membuat perangkat eksperimen yang inovatif dan efisien. Jika Anda tertarik untuk membuat atau memesan akuarium eksperimen seperti ini, jangan ragu untuk menghubungi kami. Kami siap membantu Anda dalam setiap langkah pembuatan dan pengaturan perangkat eksperimen Anda.

Akuisisi Data Sensor Berbasis Arduino dengan Excel

Akuisisi data sensor adalah proses pengumpulan, pemrosesan, dan analisis data yang diperoleh dari berbagai jenis sensor. Sensor adalah perangkat yang digunakan untuk mendeteksi perubahan dalam lingkungan fisik atau kimia dan mengubahnya menjadi sinyal yang dapat diukur atau dianalisis. Proses akuisisi data sensor melibatkan beberapa tahapan, mulai dari pengambilan data mentah hingga analisis data untuk menghasilkan informasi yang berguna.

Komponen Utama dalam Akuisisi Data Sensor:

  1. Sensor: Alat yang mendeteksi perubahan fisik atau kimia dalam lingkungan. Contohnya termasuk sensor suhu, sensor tekanan, sensor cahaya, sensor kelembaban, dan sensor gerak.
  2. Antarmuka Sensor: Perangkat yang menghubungkan sensor dengan sistem akuisisi data, seperti modul ADC (Analog to Digital Converter) yang mengubah sinyal analog dari sensor menjadi sinyal digital.
  3. Sistem Akuisisi Data: Perangkat atau perangkat lunak yang mengumpulkan dan menyimpan data dari sensor. Sistem ini bisa berupa mikrokontroler, komputer, atau perangkat khusus lainnya.
  4. Pemrosesan Data: Langkah-langkah yang dilakukan untuk memproses data mentah menjadi format yang berguna. Ini bisa melibatkan penyaringan data, kalibrasi, dan konversi data.
  5. Analisis Data: Proses menginterpretasikan data yang telah diproses untuk mendapatkan informasi yang berguna. Ini bisa melibatkan penggunaan algoritma analisis data, visualisasi data, atau teknik machine learning.

Proses Akuisisi Data Sensor:

  1. Pengambilan Data:
    • Sensor mendeteksi perubahan lingkungan dan menghasilkan sinyal yang sesuai.
    • Sinyal dari sensor diteruskan ke antarmuka sensor.
  2. Konversi Sinyal:
    • Sinyal analog dari sensor dikonversi menjadi sinyal digital menggunakan ADC (Analog to Digital Converter).
    • Data digital dikirim ke sistem akuisisi data.
  3. Penyimpanan Data:
    • Data yang diperoleh disimpan dalam sistem akuisisi data untuk pemrosesan lebih lanjut.
    • Data dapat disimpan dalam memori lokal atau dikirim ke server untuk penyimpanan cloud.
  4. Pemrosesan Data:
    • Data mentah yang disimpan diproses untuk menghilangkan noise, melakukan kalibrasi, dan mengubah data menjadi format yang lebih berguna.
    • Proses ini bisa melibatkan teknik matematika dan statistik.
  5. Analisis Data:
    • Data yang telah diproses dianalisis untuk mengekstraksi informasi yang berguna.
    • Hasil analisis dapat digunakan untuk berbagai tujuan, seperti monitoring kondisi lingkungan, pengendalian proses, atau pengambilan keputusan.

Aplikasi Akuisisi Data Sensor:

  1. Industri: Monitoring kondisi mesin, kontrol proses industri, dan deteksi kerusakan.
  2. Kesehatan: Pemantauan kondisi pasien, perangkat medis yang dapat dipakai, dan diagnosis kesehatan.
  3. Lingkungan: Pemantauan kualitas udara, air, dan kondisi cuaca.
  4. Otomotif: Sistem pengawasan kendaraan, kontrol emisi, dan sistem keselamatan.
  5. Rumah Pintar: Kontrol suhu, keamanan rumah, dan sistem otomatisasi rumah.

Akuisisi data sensor memainkan peran penting dalam berbagai bidang, membantu meningkatkan efisiensi, keamanan, dan kualitas hidup dengan menyediakan data yang akurat dan real-time untuk analisis dan pengambilan keputusan.

Akuisisi Data Berbasis Arduino

Menggunakan mikrokontroler Arduino untuk akuisisi data dari perangkat sensor adalah proses yang relatif mudah dan serbaguna. Berikut adalah langkah-langkah umum dan proses yang harus diikuti:

Komponen yang Dibutuhkan:

  1. Arduino Board: Seperti Arduino Uno, Mega, atau Nano.
  2. Sensor: Misalnya sensor suhu, sensor kelembaban, sensor cahaya, dsb.
  3. Kabel dan Breadboard: Untuk koneksi fisik antara sensor dan Arduino.
  4. Komputer dengan Software Arduino IDE: Untuk memprogram Arduino.
  5. Software untuk Visualisasi Data (opsional): Misalnya, Excel, MATLAB, atau software khusus seperti Processing atau Blynk untuk data real-time.

Langkah-langkah Akuisisi Data Menggunakan Arduino:

1. Persiapan Perangkat Keras:

  • Hubungkan sensor ke Arduino menggunakan kabel dan breadboard sesuai dengan pin yang tepat (VCC, GND, dan pin data).
  • Pastikan koneksi sudah benar dan aman.

2. Instalasi Software Arduino IDE:

  • Unduh dan instal Arduino IDE dari situs resmi Arduino.
  • Buka Arduino IDE dan pastikan board dan port sudah terdeteksi dengan benar (Tools > Board > Pilih board yang digunakan, Tools > Port > Pilih port yang sesuai).

3. Menulis Kode untuk Akuisisi Data:

  • Tulis kode untuk membaca data dari sensor. Berikut adalah contoh sederhana untuk sensor suhu LM35:

// Definisikan pin sensor

const int sensorPin = A0; // Pin analog untuk sensor suhu

 void setup() {

  Serial.begin(9600); // Memulai komunikasi serial

}

void loop() {

  int sensorValue = analogRead(sensorPin); // Membaca nilai analog dari sensor

  float voltage = sensorValue * (5.0 / 1023.0); // Mengubah nilai analog ke tegangan

  float temperatureC = voltage * 100; // Mengubah tegangan ke suhu dalam Celsius

   // Menampilkan data ke serial monitor

  Serial.print("Suhu: ");

  Serial.print(temperatureC);

  Serial.println(" C");

   delay(1000); // Menunggu 1 detik sebelum membaca data lagi

}

4. Mengupload Kode ke Arduino:

  • Hubungkan Arduino ke komputer menggunakan kabel USB.
  • Klik tombol upload di Arduino IDE untuk mengunggah kode ke board Arduino.
  • Setelah selesai mengupload, buka Serial Monitor di Arduino IDE (Tools > Serial Monitor) untuk melihat data sensor yang dikirim oleh Arduino.

5. Visualisasi dan Penyimpanan Data:

  • Visualisasi Real-time: Gunakan software seperti Processing atau Blynk untuk visualisasi data secara real-time.
  • Penyimpanan Data: Anda dapat menyimpan data ke file teks atau CSV menggunakan Serial Monitor atau software lain seperti PLX-DAQ yang memungkinkan pengambilan data langsung ke Excel.

Contoh Visualisasi dengan Processing:

  1. Install Processing: Unduh dari Processing.
  2. Menulis Kode untuk Visualisasi: Berikut adalah contoh sederhana untuk menampilkan grafik suhu:

import processing.serial.*;

 Serial myPort;  // The serial port

float temperature;

 void setup () {

  size(800, 600); // Ukuran jendela grafik

  myPort = new Serial(this, "COM3", 9600); // Sesuaikan "COM3" dengan port Arduino

  myPort.bufferUntil('\n');

}

 void draw () {

  background(255);

  fill(0);

  textSize(20);

  text("Suhu: " + temperature + " C", 50, 50);

   // Gambar grafik suhu

  stroke(0);

  line(50, height/2, width-50, height/2);

  line(50, height/2, 50, height/2 - (temperature*2)); // Skala grafik sesuai kebutuhan

}

 void serialEvent (Serial myPort) {

  String inString = myPort.readStringUntil('\n');

  if (inString != null) {

    inString = trim(inString);

    temperature = float(inString.split(" ")[1]);

  }

}

Dengan mengikuti langkah-langkah ini, Anda dapat melakukan akuisisi data sensor menggunakan mikrokontroler Arduino dan menampilkan data tersebut secara real-time atau menyimpannya untuk analisis lebih lanjut.

Akuisisi Data Dengan Excel menggunakan PLX-DAQ dan atau Data Streamer

Menggunakan Excel untuk melakukan akuisisi data dari sensor yang terhubung ke Arduino adalah cara yang sangat praktis. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat Anda ikuti untuk mengintegrasikan Arduino dengan Excel menggunakan PLX-DAQ (Parallax Data Acquisition Tool), sebuah add-in Excel yang memungkinkan komunikasi serial dengan Arduino.

Langkah-langkah Integrasi Arduino dengan Excel Menggunakan PLX-DAQ

1. Persiapan Perangkat Keras:

  • Hubungkan sensor ke Arduino menggunakan kabel dan breadboard sesuai dengan pin yang tepat (VCC, GND, dan pin data).
  • Pastikan koneksi sudah benar dan aman.

2. Instalasi Software Arduino IDE:

  • Unduh dan instal Arduino IDE dari situs resmi Arduino.

3. Instalasi PLX-DAQ:

  • Unduh PLX-DAQ dari PLX-DAQ Download.
  • Ekstrak file ZIP dan instal PLX-DAQ. Ini akan menambahkan add-in ke Excel.

4. Menulis Kode untuk Arduino:

  • Tulis kode Arduino untuk membaca data dari sensor dan mengirimkannya melalui serial ke Excel. Berikut adalah contoh sederhana menggunakan sensor suhu LM35:

// Definisikan pin sensor

const int sensorPin = A0; // Pin analog untuk sensor suhu

 void setup() {

  Serial.begin(9600); // Memulai komunikasi serial

  Serial.println("CLEARDATA"); // Menghapus data lama di Excel

  Serial.println("LABEL,Time,Temperature"); // Header kolom di Excel

}

 void loop() {

  int sensorValue = analogRead(sensorPin); // Membaca nilai analog dari sensor

  float voltage = sensorValue * (5.0 / 1023.0); // Mengubah nilai analog ke tegangan

  float temperatureC = voltage * 100; // Mengubah tegangan ke suhu dalam Celsius

   // Mengirim data ke Excel

  Serial.print("DATA,TIME,");

  Serial.println(temperatureC);

  delay(1000); // Menunggu 1 detik sebelum membaca data lagi

}

5. Mengupload Kode ke Arduino:

  • Hubungkan Arduino ke komputer menggunakan kabel USB.
  • Klik tombol upload di Arduino IDE untuk mengunggah kode ke board Arduino.
  • Setelah selesai mengupload, buka Serial Monitor di Arduino IDE untuk memastikan data dikirim dengan benar.

6. Menyiapkan Excel untuk Menerima Data:

  • Buka Excel dan aktifkan add-in PLX-DAQ (biasanya ditemukan di tab "Add-Ins").
  • Klik pada "PLX-DAQ" untuk membuka jendela PLX-DAQ Interface.
  • Di jendela PLX-DAQ, pilih port serial yang terhubung dengan Arduino dan set baud rate sesuai dengan yang diatur di kode Arduino (9600 dalam contoh ini).
  • Klik "Connect".

7. Memulai Akuisisi Data:

  • Setelah mengklik "Connect", data dari Arduino akan mulai mengalir ke Excel dan ditampilkan dalam lembar kerja.
  • Anda dapat melihat kolom waktu dan suhu yang diperbarui setiap detiknya.

Tips Tambahan:

  • Menyimpan dan Menganalisis Data: Data yang diakuisisi dapat disimpan dan dianalisis menggunakan berbagai fitur Excel seperti pembuatan grafik, analisis statistik, dan fungsi-fungsi lainnya.
  • Otomatisasi dengan Makro: Anda dapat membuat makro Excel untuk mengotomatisasi proses analisis data lebih lanjut.

Dengan mengikuti langkah-langkah ini, Anda akan dapat melakukan akuisisi data dari sensor menggunakan Arduino dan menampilkan data tersebut langsung di Excel untuk visualisasi dan analisis lebih lanjut.

Data Streamer di Excel adalah alat yang juga dapat digunakan untuk melakukan akuisisi data

Akuisisi Data Sensor dengan Excel

secara real-time, dan ini merupakan cara yang sangat praktis untuk menghubungkan perangkat seperti Arduino ke Excel. Berikut adalah panduan langkah demi langkah untuk menggunakan Data Streamer dengan Arduino untuk akuisisi data:

Menggunakan Excel Data Streamer untuk Akuisisi Data dari Arduino

1. Persiapan Perangkat Keras:

  • Hubungkan sensor ke Arduino menggunakan kabel dan breadboard sesuai dengan pin yang tepat (VCC, GND, dan pin data).
  • Pastikan koneksi sudah benar dan aman.

2. Instalasi Software Arduino IDE:

  • Unduh dan instal Arduino IDE dari situs resmi Arduino.

3. Menulis Kode untuk Arduino:

  • Tulis kode Arduino untuk membaca data dari sensor dan mengirimkannya melalui serial ke Excel. Berikut adalah contoh sederhana menggunakan sensor suhu LM35:

// Definisikan pin sensor

const int sensorPin = A0; // Pin analog untuk sensor suhu

void setup() {

  Serial.begin(9600); // Memulai komunikasi serial

}

void loop() {

  int sensorValue = analogRead(sensorPin); // Membaca nilai analog dari sensor

  float voltage = sensorValue * (5.0 / 1023.0); // Mengubah nilai analog ke tegangan

  float temperatureC = voltage * 100; // Mengubah tegangan ke suhu dalam Celsius

  // Mengirim data ke Excel

  Serial.print("Temperature: ");

  Serial.println(temperatureC);

  delay(1000); // Menunggu 1 detik sebelum membaca data lagi

}

4. Mengupload Kode ke Arduino:

  • Hubungkan Arduino ke komputer menggunakan kabel USB.
  • Klik tombol upload di Arduino IDE untuk mengunggah kode ke board Arduino.
  • Setelah selesai mengupload, buka Serial Monitor di Arduino IDE untuk memastikan data dikirim dengan benar.

5. Mengaktifkan Data Streamer di Excel:

  • Buka Excel.
  • Jika Data Streamer belum diaktifkan, aktifkan melalui "File" > "Options" > "Add-ins" > "COM Add-ins" > "Go...". Centang "Microsoft Data Streamer for Excel" dan klik "OK".
  • Setelah diaktifkan, Anda akan melihat tab "Data Streamer" di ribbon Excel.

6. Menyiapkan Data Streamer untuk Menerima Data:

  • Klik tab "Data Streamer" di Excel.
  • Klik "Connect a Device" dan pilih port serial yang terhubung dengan Arduino.
  • Set baud rate sesuai dengan yang diatur di kode Arduino (9600 dalam contoh ini).

7. Memulai Akuisisi Data:

  • Klik "Start Data" di tab "Data Streamer".
  • Data dari Arduino akan mulai mengalir ke Excel dan ditampilkan dalam lembar kerja.

Tips Tambahan:

  • Visualisasi Data: Anda dapat menggunakan fitur chart di Excel untuk membuat grafik real-time dari data yang diperoleh.
  • Penyimpanan Data: Anda dapat menyimpan data yang diperoleh untuk analisis lebih lanjut.
  • Analisis Data: Gunakan fungsi dan alat analisis data Excel untuk mengevaluasi data yang dikumpulkan.

Dengan menggunakan Excel Data Streamer, Anda dapat melakukan akuisisi data secara real-time dari Arduino dan menampilkan serta menganalisis data tersebut langsung di Excel, membuat proses ini menjadi sangat efisien dan mudah diakses.

 


Sensor untuk mengenali aliran laminar atau turbulen

Dalam mengamati aliran fluida dapat digunakan sensor aliran (flow sensors) atau teknik visualisasi aliran untuk mengenali apakah aliran tersebut bersifat turbulen atau laminar. Sensor tersebut yang dapat digunakan antara lain :

1. Anemometer (Flow Velocity Sensor)

Hot Wire Anemometer: Mengukur kecepatan aliran udara atau cairan dengan memanaskan kawat tipis dan mengukur pendinginannya akibat aliran fluida. Perubahan dalam kecepatan pendinginan dapat digunakan untuk menentukan karakteristik aliran.

Penggunaan dengan Arduino:

Kode dan pengkabelan akan tergantung pada model spesifik anemometer yang digunakan, tetapi prinsip dasarnya adalah mengukur perubahan resistansi atau tegangan yang dihasilkan oleh pendinginan kawat.

2. Ultrasonic Flow Meter

Prinsip Kerja: Mengukur kecepatan aliran fluida dengan mengukur perbedaan waktu perjalanan gelombang ultrasonik yang dikirimkan melawan dan searah dengan aliran fluida.

Penggunaan dengan Arduino:

Biasanya, sensor ini memiliki antarmuka digital atau analog yang dapat dibaca oleh Arduino untuk mendapatkan kecepatan aliran.

3. Differential Pressure Sensor

Prinsip Kerja: Mengukur perbedaan tekanan antara dua titik dalam pipa atau saluran aliran. Perbedaan tekanan ini dapat digunakan untuk menghitung kecepatan aliran dan menentukan apakah aliran bersifat laminar atau turbulen.

Contoh Sensor: MPX5010DP.

4. Particle Image Velocimetry (PIV)

Prinsip Kerja: Menggunakan teknik pencitraan untuk melacak partikel dalam aliran fluida dan menganalisis pola aliran. Teknik ini lebih kompleks dan sering digunakan dalam laboratorium penelitian dengan perangkat keras dan perangkat lunak khusus.

5. Flow Visualization Techniques

Smoke or Dye Injection: Menggunakan asap atau pewarna untuk mengamati pola aliran dalam cairan atau gas. Pola aliran dapat digunakan untuk menentukan apakah aliran bersifat laminar atau turbulen.

Penggunaan: Teknik ini lebih bersifat manual dan membutuhkan kamera untuk merekam dan menganalisis pola aliran.

 

Contoh Penggunaan Sensor dengan Arduino

Berikut adalah contoh sederhana menggunakan differential pressure sensor untuk mengukur aliran:

Hardware:

Arduino Uno

Differential Pressure Sensor (MPX5010DP atau sejenisnya)

Kabel Jumper

Pengkabelan:

VCC pada sensor ke 5V pada Arduino

GND pada sensor ke GND pada Arduino

OUT pada sensor ke pin analog (misalnya A0) pada Arduino

Kode Contoh:

const int sensorPin = A0;

int sensorValue = 0;

float pressure = 0; // Pressure in kPa

 void setup() {

  Serial.begin(9600);

}

 void loop() {

  sensorValue = analogRead(sensorPin);

  pressure = sensorValue * (5.0 / 1023.0); // Convert analog value to voltage

  pressure = (pressure - 0.5) * 10.0; // Convert voltage to kPa

  Serial.print("Pressure: ");

  Serial.print(pressure);

  Serial.println(" kPa");

  delay(1000);

}

Analisis Laminar vs. Turbulen

Untuk menentukan apakah aliran laminar atau turbulen, Anda bisa menggunakan bilangan Reynolds (Re), yang dihitung berdasarkan kecepatan aliran, diameter pipa, dan viskositas fluida:

  • Re < 2000: Aliran Laminar
  • Re > 4000: Aliran Turbulen
  • 2000 < Re < 4000: Aliran Transisi

Menggunakan sensor untuk mendapatkan parameter yang dibutuhkan untuk menghitung bilangan Reynolds akan membantu dalam menentukan sifat aliran.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...