Reaktor Absorber Sebuah Model Dengan Material Tabung Akrilik Transparan

Reaktor absorber adalah perangkat yang digunakan dalam proses kimia atau biologi untuk menyerap atau menangkap zat tertentu dari campuran gas atau cairan. Prinsip kerjanya melibatkan kontak erat antara fase gas atau cairan dengan bahan penyerap (absorber), yang dirancang untuk menangkap komponen target melalui proses fisik atau kimia.

Contoh penerapan reaktor absorber:

  • Pengolahan gas buang: Menyerap gas berbahaya seperti karbon dioksida (CO₂), sulfur dioksida (SO₂), atau amonia dari aliran gas.
  • Bioproses: Digunakan dalam kultur mikroba atau sel untuk mengontrol kadar gas seperti oksigen atau karbon dioksida.
  • Proses kimia: Memisahkan atau memurnikan campuran bahan kimia dengan menyerap komponen yang tidak diinginkan.

Dalam konteks tabung akrilik, reaktor absorber bisa dirancang dengan tabung transparan untuk memudahkan pengamatan prosesnya. Reaktor absorber berbahan akrilik bisa didesain sederhana, namun tetap fungsional dan mudah diamati. Berikut cara kerja dan gambaran umum desainnya.

Cara Kerja Reaktor Absorber:

  1. Aliran Fluida: Campuran gas atau cairan masuk melalui saluran inlet di bagian bawah tabung.
  2. Media Absorpsi: Di dalam tabung, terdapat media penyerap seperti larutan kimia, membran, atau material padat berpori. Kontak antara fluida dan media ini membuat zat target terserap.
  3. Proses Difusi: Saat fluida bergerak ke atas, zat yang tidak terserap akan keluar melalui saluran outlet di bagian atas, sementara zat yang terserap akan tertahan dalam media.
  4. Pengamatan: Karena tabungnya akrilik transparan, prosesnya bisa dipantau secara visual, misalnya untuk melihat perubahan warna atau munculnya gelembung gas.
  5. Pembuangan/Zat Hasil: Zat yang sudah terserap bisa dikumpulkan di bagian dasar atau diproses lebih lanjut.

Desain Reaktor Absorber Berbahan Akrilik:

Tray compartment with baffle

Absorber Reactor Tower

1. Tabung Akrilik:

  • Diameter: 5–15 cm, tergantung skala proses.
  • Tinggi: 30–100 cm agar memberikan waktu kontak yang cukup.
  • Tutup Atas/Bawah: Pakai tutup ulir atau flensa dengan o-ring agar kedap udara.

2. Inlet dan Outlet:

  • Pasang fitting pipa di bagian bawah untuk inlet fluida dan di bagian atas untuk outlet gas/cairan.
  • Bisa ditambahkan katup pengatur aliran di masing-masing saluran.

3. Media Penyerap:

  • Gunakan tray bertingkat atau packing material seperti bola kaca kecil, cincin Raschig, atau spons khusus untuk memperluas area kontak.
  • Bisa ditambahkan diffuser di inlet untuk memecah aliran menjadi gelembung kecil, meningkatkan efisiensi penyerapannya.

4. Aksesori Pendukung:

  • Sensor pH atau Oksigen Terlarut: Jika digunakan untuk bioproses.
  • Pompa Peristaltik atau Pompa Udara: Untuk mengatur laju aliran masuk.
  • Katup Pelepas Tekanan: Untuk mencegah tekanan berlebih.

5. Dudukan dan Penyangga:

  • Gunakan rangka akrilik atau logam ringan untuk menjaga tabung tetap stabil.









Ultrasonik Level Sensor

Ultrasonik level sensor adalah sensor yang digunakan untuk mengukur ketinggian atau level suatu cairan atau material di dalam suatu wadah menggunakan gelombang ultrasonik. Sensor ini bekerja dengan cara memancarkan gelombang ultrasonik ke permukaan material yang diukur, kemudian mendeteksi pantulan gelombang tersebut untuk menghitung jarak berdasarkan waktu tempuhnya.

Cara Kerja Ultrasonik Level Sensor

  1. Pemancar (Transmitter) mengirimkan gelombang ultrasonik ke arah permukaan material (cairan atau padatan).
  2. Gelombang ultrasonik dipantulkan kembali oleh permukaan material.
  3. Penerima (Receiver) menangkap pantulan gelombang.
  4. Mikrokontroler atau prosesor dalam sensor menghitung waktu tempuh gelombang dan mengkonversinya menjadi jarak atau level ketinggian material.

Kelebihan Ultrasonik Level Sensor

  • Non-kontak: Tidak menyentuh cairan atau material yang diukur, sehingga mengurangi risiko kontaminasi.
  • Akurasi tinggi: Dapat memberikan pengukuran yang cukup akurat.
  • Dapat digunakan di berbagai lingkungan: Cocok untuk cairan, bubuk, atau benda padat dalam tangki atau silo.

Kekurangan Ultrasonik Level Sensor

  • Terganggu oleh uap atau busa: Jika ada uap air atau busa di permukaan cairan, pantulan bisa terganggu.
  • Material yang menyerap gelombang: Beberapa bahan yang terlalu lunak atau menyerap suara dapat menyebabkan pengukuran kurang akurat.
  • Terbatas pada jarak tertentu: Biasanya digunakan untuk jarak menengah (hingga beberapa meter).

Sensor ini sering digunakan dalam industri seperti:

  • Pengukuran level air dalam tangki.
  • Sistem pengolahan limbah.
  • Industri kimia dan farmasi.
  • Pengukuran level bahan baku dalam silo.

saat ini sudah ada beberapa merek ultrasonik level sensor yang sudah beredar di pasaran dengan berbagai spesifikasi. Berikut beberapa merek yang umum digunakan:

1. Honeywell

  • Seri: Honeywell USonic
  • Keunggulan: Tahan terhadap lingkungan industri, akurasi tinggi.
  • Aplikasi: Pengukuran level cairan dan padatan dalam industri.

2. Siemens

  • Seri: SITRANS LUT400, SITRANS Probe LU
  • Keunggulan: Teknologi canggih dengan kompensasi suhu dan gangguan sinyal.
  • Aplikasi: Tangki air, limbah, dan industri minyak & gas.

3. Endress+Hauser

  • Seri: Prosonic FMU30, FMU41
  • Keunggulan: Cocok untuk cairan dan bahan curah, daya tahan tinggi.
  • Aplikasi: Industri kimia, pengolahan air, makanan & minuman.

4. Vega

  • Seri: VEGASON 61, 62, 63
  • Keunggulan: Sensor kompak dengan berbagai opsi pemasangan.
  • Aplikasi: Tangki penyimpanan, silo, dan proses industri.

5. Pepperl+Fuchs

  • Seri: UC4000, UC5000
  • Keunggulan: Dapat digunakan di lingkungan yang keras, mudah diintegrasikan dengan PLC.
  • Aplikasi: Industri manufaktur dan otomasi.

6. Omron

  • Seri: E4PA, E4C-UDA
  • Keunggulan: Sensitivitas tinggi dan cocok untuk sistem otomatisasi.
  • Aplikasi: Pengukuran level dalam aplikasi industri dan logistik.

7. MaxBotix

  • Seri: MB7389, MB7052
  • Keunggulan: Kompak, mudah diintegrasikan dengan mikrokontroler seperti Arduino.
  • Aplikasi: Proyek DIY, robotika, dan pemantauan tangki kecil.

8. Banner Engineering

  • Seri: T30UX, Q45U
  • Keunggulan: Desain tangguh, tahan air, cocok untuk kondisi ekstrem.
  • Aplikasi: Otomasi pabrik, industri pertambangan, dan pengolahan limbah.

Jika Anda membutuhkan sensor untuk proyek berbasis Arduino atau IoT, MaxBotix atau Omron bisa jadi pilihan. Namun, untuk aplikasi industri yang lebih kompleks, Siemens, Endress+Hauser, atau Vega lebih direkomendasikan.

Saat ini ada beberapa ultrasonik level sensor nirkabel yang sudah dapat terhubung ke komputer atau laptop untuk monitoring. Beberapa sensor ini menggunakan teknologi seperti Wi-Fi, Bluetooth, LoRa, atau Zigbee untuk komunikasi jarak jauh.

Merek dan Model Ultrasonik Level Sensor Nirkabel

1. BinMaster - SmartSonic

  • Konektivitas: Wi-Fi / Bluetooth
  • Keunggulan: Mudah dipasang, dapat dikonfigurasi melalui aplikasi atau PC.
  • Aplikasi: Tangki penyimpanan cairan dan bahan curah dalam industri.

2. YoLink Smart Liquid Level Sensor

  • Konektivitas: LoRa (dengan gateway)
  • Keunggulan: Dapat mengirim data ke cloud, pemantauan jarak jauh.
  • Aplikasi: Pemantauan level air sumur, tangki, dan kolam.

3. Tekelek TEK 766 Ultrasonic Wireless Tank Sensor

  • Konektivitas: Wi-Fi / LoRa
  • Keunggulan: Baterai tahan lama hingga beberapa tahun.
  • Aplikasi: Pengukuran level bahan bakar, cairan, dan limbah.

4. Monnit Wireless Ultrasonic Level Sensor

  • Konektivitas: Zigbee / Wi-Fi / Cellular (4G)
  • Keunggulan: Tahan air, dapat dihubungkan ke platform monitoring berbasis cloud.
  • Aplikasi: Pemantauan tangki industri dan otomatisasi IoT.

5. AKCP Wireless Tank Level Sensor

  • Konektivitas: Wi-Fi / LoRa
  • Keunggulan: Integrasi dengan sistem pemantauan berbasis web.
  • Aplikasi: Pengukuran level air, bahan kimia, dan tangki bahan bakar.

Cara Monitoring ke Komputer atau Laptop

  • Sensor-sensor ini biasanya dapat dikonfigurasi dan dipantau melalui dashboard berbasis web atau software khusus.
  • Beberapa model mendukung integrasi ke sistem SCADA atau IoT cloud platforms seperti AWS IoT, ThingsBoard, atau Node-RED.
  • Jika menggunakan sensor berbasis LoRa atau Zigbee, diperlukan gateway agar data bisa dikirim ke komputer.

Kelemahan Penggunaan Ultrasonik Level Sensor Nirkabel vs. Kabel

Baik sensor ultrasonik nirkabel maupun dengan kabel memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. Berikut adalah perbandingannya:


1. Kelemahan Ultrasonik Level Sensor Nirkabel

Keunggulan: Fleksibel, mudah dipasang, cocok untuk pemantauan jarak jauh.
Kelemahan:

a. Ketergantungan pada Baterai atau Sumber Daya

  • Sensor nirkabel biasanya menggunakan baterai yang memiliki masa pakai terbatas.
  • Perlu penggantian atau pengisian ulang baterai secara berkala, terutama jika digunakan dalam lingkungan yang sulit dijangkau.

b. Gangguan Sinyal

  • Interferensi dari perangkat lain yang menggunakan frekuensi yang sama (Wi-Fi, LoRa, Zigbee, Bluetooth).
  • Kelemahan di area dengan banyak rintangan (misalnya dalam pabrik dengan banyak logam atau struktur beton tebal).

c. Delay dan Keandalan Data

  • Karena mengandalkan komunikasi nirkabel, ada kemungkinan delay atau kehilangan data jika sinyal tidak stabil.
  • Kurang cocok untuk pemantauan real-time dengan akurasi tinggi, terutama di lingkungan industri yang membutuhkan respon cepat.

d. Biaya Awal Lebih Mahal

  • Sensor nirkabel sering kali lebih mahal dibandingkan dengan versi kabel karena adanya modul komunikasi nirkabel dan sistem pengelolaan daya.

2. Kelemahan Ultrasonik Level Sensor dengan Kabel

Keunggulan: Stabil, tidak terganggu sinyal, lebih akurat untuk pemantauan real-time.
Kelemahan:

a. Pemasangan yang Rumit dan Terbatas

  • Butuh kabel panjang, terutama jika tangki atau wadah berada jauh dari komputer atau sistem pemantauan.
  • Sulit dipasang di lokasi tinggi atau tertutup, memerlukan jalur kabel khusus yang bisa memakan waktu dan biaya tambahan.

b. Risiko Kerusakan Kabel

  • Kabel bisa terkelupas, putus, atau rusak akibat lingkungan ekstrem (panas, kelembaban tinggi, getaran mesin).
  • Jika terkena cairan kimia atau korosif, kabel dapat mengalami degradasi dan mempengaruhi kinerja sensor.

c. Kurang Fleksibel untuk Pemindahan atau Modifikasi

  • Jika ingin memindahkan sensor, harus menarik ulang kabel yang bisa merepotkan.
  • Tidak cocok untuk aplikasi yang sering berubah lokasi atau bersifat mobile.

Kesimpulan

Pilih Nirkabel jika: ✔️ Memerlukan pemantauan jarak jauh.
✔️ Tidak ingin repot dengan pemasangan kabel.
✔️ Lokasi sulit dijangkau atau sering berpindah.

Pilih Kabel jika: ✔️ Membutuhkan keandalan tinggi dan akurasi real-time.
✔️ Tidak ingin tergantung pada baterai.
✔️ Lingkungan memiliki banyak gangguan sinyal.


DEMO KIT ULTRASONIC LEVEL SENSOR :


Demo Kit Ultrasonic Level Sensor

Untuk pembuatan demo kit seperti ini dapat menghubungi kami melalui link kontak atau dapat melihat lihat terlebih dulu melalui link instagram


Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...