Plastik dan polymer yang ada disekitar kita
mempunyai sifat yang sangat beragam, ada yang bersifat elastis/ lentur, ada
yang fleksibel, ada yang keras dan kaku, ada yang lembut lunak, ada yang getas
keras namun mudah patah, ada yang transparan, ada yang buram. Ada yang tahan
temperature tinggi ada yang mudah meleleh dan lain lain.
Disamping zat additive dan filler yang
ditambahkan pada pembuatan plastik, struktur polimer dapat menjelaskan beragam
sifat karakter plastik tersebut.
Semakin panjang rantai polimer, semakin mudah
dan kuat, untuk membuat ikatan rantai satu sama lain. Dengan kata lain semakin
panjang rantai polimer semakin keras sifat plastik dan semakin mempunyai titik
leleh yang tinggi.
Semakin banyak rantai molekul yang berikatan
secara cross link, plastik bersifat semakin kaku dan hanya sedikit sifat
elastisnya dibanding material plastik yang tidak memiliki ikatan secara cross
link. Ikatan cross link akan menghentikan pergerakan molekul yang merenggang
(misal karena peningkatan temperature), sehingga plastik mempertahankan sifat
rigidnya.
Polymer yang tidak memiliki rantai cabang
pada molekulnya mempunyai densitas yang lebih tinggi karena semakin banyak
molekul yang dapat menjadi rapat sedemikian rupa dalam suatu ‘ruang’. Molekul dapat bergerak merapat satu dengan
lainnya menjadi lebih mudah jika tidak ada rantai cabang yang ‘menghambat’.
Rantai cabang pada polimer menyebabkan interaksi antar rantai polimer untuk
merapat terhambat.
Rantai polimer yang ruang antaranya diisi
additive molekul plastisicer akan menimbulkan efek slip dan geser antar rantai
menjadi lebih mudah, ini menyebabkan sifat plastic menjadi lebih fleksibel.
Tanpa tambahan plasticizer molekul plastik menjadi lebih alot dan kaku karena
rantai polimer hanya sedikit bergerak dalam barisan rantai yang rapat satu sama
lain.
Properties dari suatu polimer plastik dapat
dimodifikasi dengan beberapa cara, antara lain :
Dengan penambahan Plasticisers :
Plasticiser adalah molekul kecil yang dapat
ditambahkan untuk mengisi ruang rantai polymer. Plastisicer bertindak
menyerupai oli pelumas. Plasticiser membantu molekul polimer saling bergeser
menjadi lebih mudah. Tanpa plasticiser molekul mempunyai kemampuan menarik satu
dengan lainnya membentuk konstruksi rekatan yang kuat. Plasticisers digunakan
untuk mengubah sifat plastik yang kaku menjadi lebih fleksibel, lentur untuk
penggunaan tertentu.
Rantai
cabang
Polymer umumnya dibentuk dengan memanaskan
monomer monomer dengan bantuan katalis
tertentu. Beberapa jenis katalis tertentu dapat mengakibatkan
terbentuk sedikit atau banyaknya rantai cabang. Polymer rantai cabang dapat
diibaratkan seperti ranting ranting pada pohon, mereka memiliki substansi
molekul yang sama seperti polimer rantai panjangnya tetapi memiliki arah yang
berbeda. Sedikit banyaknya rantai cabang akan mengidentifikasikan kerapatan
(densitas/ berat jenis) plastik. Semakin banyak rantai cabang densitas plastik
semakin rendah, dan plastik semakin mudah bersifat mulur/ stretchy. Begitupun
sebaliknya plastik yang sedikit atau tidak memiliki rantai cabang akan memiliki
densitas/ berat jenis yang lebih tinggi dan bersifat lebih rigid/ kaku.
Cross
linking
Rubber/ Elastomer dan beberapa polymer
lainnya dapat dibuat struktur cross linked. Reaksi kimia mengambil peran untuk mengkoneksikan rantai polimer satu dengan ‘tetangganya’
secara permanen. Hal ini membuat keseluruhan struktur polymer menjadi lebih
kaku dan menghilangkan sifat elastisitasnya. Sehingga plastic menjadi lebih
kuat dan keras. Sebagai contoh karet vulkanisir dibuat cross linked dengan bantuan sulfur.
Memperpanjang
rantai molekul
Rantai polimer yang panjang akan lebih
attraktif mendekatkan dan merekatkan satu dengan lainnya lebih banyak dibanding
rantai yang pendek. Ini berarti polymer yang memiliki rantai yang panjang akan
memiliki melting point (suhu titik leleh) yang lebih tinggi. Rantai molekul
pendek akan cenderung memiliki suhu leleh yang lebih rendah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar